Ada rasa bangga tersendiri, ketika menghirup
secangkir kopi Arabika sore itu. Betapa tidak, kopi yang sedang diminum
merupakan kopi asli dari daerah Bengkulu, kopi Gading Cempaka namanya.
Menghirup aroma khas kopi Arabika, serasa menghirup aroma kebun kopi
yang khas, yang tentunya seringkali tercium ketika pulang ke kampung halaman
Bapak, yang berada di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Terbayang ketika
kecil, seringkali diajak Bibi (Adik Kandung Bapak) bermain di kebun kopi saat
liburan sekolah. Beronang (semacam tas anyam keranjang) yang mana talinya
diletakkan di kepala tidak lupa dibawa. Beronang itulah tempat meletakkan biji-biji kopi yang
telah matang. Sungguh bahagia rasanya, bisa ikut memanen kopi yang telah
matang. belum lagi udara kebun yang amat segar, sungguh membuat suasana menjadi
sangat teduh, jauh dari polusi.
Sudah hampir dua
tahun ini saya berdomisili di DKI Jakarta, tepatnya di Jakarta Barat setelah
sebelumnya berdomisili di Kota Bengkulu. Setelah menikah, saya mengikuti suami
tinggal di kawasan sekitaran Palmerah Jakarta Barat. Dalam satu tahun bisa jadi
saya pulang ke Bengkulu dua kali, ada saja urusan keluarga yang membuat saya harus
pulang ke kampung halaman.
Kebetulan salah satu teman
dekat suami adalah pecinta kopi. Beliau lama tinggal di luar negeri karena
menyelesaikan program master dan doktoral. Beliau lama tinggal di Cekoslovakia
bersama istri dan satu orang anaknya. Kesemua dari mereka adalah pecinta kopi. Mengingat
sahabat Abang (panggilan saya pada
suami) adalah pecinta kopi, maka saya bermaksud untuk mengenalkan kopi asli
Bengkulu pada sahabat Abang tersebut. Kebetulan sekali, sebelumnya saya pernah
dikenalkan dengan salah satu produk kopi Gading Cempaka dalam salah satu
pelatihan blogger yang diadakan Blogger Bengkulu, yakni kopi
Robusta. Saat itu, saya secara beruntung mendapatkan produk tersebut gratis
untuk kemudian direview. Dari packaging –nya saja sudah menarik, nah
tentunya kualitas premium yang tertulis dalam bungkus kopi tersebut bukanlah
main-main, karena ketika diseduh kopi robusta tersebut amatlah nikmat. Aromanya
berbeda dengan kopi kebanyakan, sangat khas dan tidak memiliki ampas saat diseduh.
Aroma seduhan robusta
yang amat khas tersebut, membuat saya kemudian penasaran untuk mencicipi varian
lain dari produk kopi gading cempaka, yakni kopi Arabika. Dengan menggunakan
fasilitas WA, saya pun memesan kopi tersebut untuk dijadikan oleh-oleh saat itu.
Saya paham betul, pasti kopi Arabikanya tidak kalah nikmat. Saya saat itu, memesan
beberapa bungkus kopi Arabika, satunya untuk saya seduh sendiri, beberapa
lainnya untuk dibagikan pada sahabat abang tersebut. Dan ternyata memang benar,
kopi Arabikanya sangat nikmat, saat itu udara Jakarta sedang dingin-dinginnya
karena curah hujan yang cukup tinggi, sangat pas rasanya santai sore dengan
menyeruput hangatnya kopi Arabika.
Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com |
Sebagai pecinta kopi,
sahabat Abang juga memberikan testimoni yang positif pada kopi Arabika Gading
Cempaka. Bahkan beliau tertarik untuk suatu waktu mengunjungi Bengkulu untuk
menikmati langsung kopi Bengkulu di daerah asalnya. Sungguh merupakan hal yang
positif tentunya. Mengingat Bengkulu memang merupakan urutan ketiga provinsi
penghasil kopi terbesar di Indonesia.
*****
Sebelum mengetahui
lebih jauh tentang bagaimana kemudian secangkir kopi Arabika produksi Kopi
Gading Cempaka dapat senikmat dan sekhas itu, maka ada baiknya juga diketahui
tentang sejarah kopi kemudian hadir di Indonesia.
Kopi bukanlah
komoditi asli dari Indonesia. Ada sejarah panjang di balik hadirnya kopi di
Indonesia. Bibit kopi pertama kali hadir di Indonesia dibawa oleh Gubernur
Belanda di Malabar, India, yakni berjenis Arabika yang berasal dari Yaman.
Bibit kopi tersebut dikirim kepada Gubernur Belanda di Batavia (sekarang
Jakarta) pada tahun 1696. Tetapi sayangnya bibit kopi tersebut gagal tumbuh
akibat terjadinya banjir di Batavia.
Sumber Gambar www.kopigadingcempaka.com |
Berselang beberapa
masa, tepatnya pada tahun 1711, kopi berhasil dibudidayakan di Jawa hingga
akhirnya mampu diekspor ke Eropa melalui perusahaan Belanda (VOC; Verininging
Oogst Indies Company). Dalam kurun waktu 10 tahun, kopi di Batavia terus
berkembang pesat dan berhasil mendatangkan keuntungan yang besar bagi Belanda. Sukses di Batavia, Belanda kemudian meluaskan
budidaya kopi ke seluruhan wilayah Indonesia, seperti di daerah Preanger (salah
satu daerah di Jawa Barat), Sumatera Utara, Aceh, Bali, Sulawesi, hingga Papua.
Pascakemerdekaan tahun 1945, bekas-bekas
perkebunan kopi milik Belanda kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah.
Indonesia secara berdaulat memiliki kendali penuh untuk menghasilkan dan mengekspor
kopi ke beberapa negara di dunia.
Filosofi nama Kopi Gading Cempaka
Berbicara
tentang suatu produk, pasti ada filosofi di balik nama produk tersebut. Singkat cerita
nama Gading Cempaka diambil dari nama Putri Bungsu Ratu Agung (Putri salah satu
Raja Bengkulu) yang terkenal akan kecantikan dan kecerdasannya.
Putri Gading Cempaka
dipercaya sebagai leluhur dari kerajaan-kerajaan yang sempat muncul pasca
Kerajaan Sungai Serut 'hancur'. Sehingga Putri Gading Cempaka dipercaya sebagai
sosok yang memiliki aura kedamaian, penuh kasih, dan bijaksana.
Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com |
Petani sekaligus 'toke' kopi
di Desa Aur Gading (daerah penghasil Kopi ‘Gading Cempaka’, yang terletak di
Kabupaten Bengkulu Utara) percaya, bahwa bahwa Putri Gading Cempaka adalah
titisan 'malaikat' dan sumber kesuburan di tanah Aur Gading, kemudian dia
mengembangkan usahanya dengan membuat kopi bubuk yang dijual pada para pedagang
yang melintas di perkampungan menuju kota Curup (wilayah yang berjarah sekitar
2,5 jam dari Kota Bengkulu). Aur Gading dahulu kala merupakan jalur perdagangan
alternatif menuju kota Curup.
Bukan
hanya dijual untuk pedagang yang melintas perkampungan saja, pada
perkembangannya juga dijual di pasar-pasar rakyat. Bahkan penjajah Belanda yang
hidup di sana menyukai racikan kopi bubuk karyanya. Berdasarkan penuturannya,
kopi bubuk itu kemudian diberi nama Kopi Gading Cempaka. Kopi yang
membuat para penjajah ketagihan. Nikmatnya tergambar melalui kecantikan sosok
putri bungsu titisan Majapahit anak dari Ratu Agung.
Pada saat masa kolonial,
penjajah menyebut 'Kopi Gading Cempaka' sebagai kopi candu. Karena dengan
meminum kopi ini dapat mematahkan halusinasi menjadi kegirangan dan sumber
kekuatan serta kebahagiaan.
Bukan hanya penjajah,
pedagang juga merasakan kecanduan pada kopi ini. Kopi hasil perkebunan rakyat
Aur Gading. Dekatnya Aur Gading dan Curup melahirkan karakter kopi yang tidak
jauh berbeda. Para 'toke' banyak yang datang dari Curup untuk membeli hasil
pertanian tiap musim atau sebaliknya petani sendiri yang menjual ke daerah
Curup.
Kopi Arabika Gading Cempaka, Salah Satu
Produk Kopi Premium dari Bengkulu.
Berdasarkan cirinya kopi Arabika memiliki ciri
khas tersendiri. Secara umum kopi arabika memiliki biji yang lebih besar, rasa
yang lebih asam, serta warna seduhan yang tidak terlalu pekat. Kopi arabika
lebih memiliki cita rasa yang unik dan cenderung lebih banyak diminati oleh
pecinta kopi. Jenis kopi arabika juga biasanya dijual dengan harga yang lebih
mahal dibandingkan dengan kopi robusta.
Kopi Arabika Gading Cempaka Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com |
Kopi Arabika Gading Cempaka diproduksi oleh CV.
Kemal Cempaka Mulia (KCM) di Kota Bengkulu dengan bahan kopi asli Aur Gading
Bengkulu Utara (Single Original) dan Sindang Dataran Curup, Rejang Lebong,
Bengkulu. Kopi Gading Cempaka varian
Arabika ini memang sangat nikmat. Kopinya tidak berampas seperti kopi
kebanyakan, aromanya juga wangi, sulit sekali untuk melupakan kenikmatan kopi
ini. Wajar saja jika kopi ini amat nikmat, hal ini dikarenakan proses produksi
yang amat panjang dan dilakukan dengan amat profesional. Adapun proses produksi
dari kopi ini yaitu :
- ·
Petik matang
(Merah). Kami memetik buah yang benar-benar matang.
- ·
Proses sortasi
tahap pertama. Sortasi tahap pertama ini memastikan bahwa yang kita petik tidak
ada cherry yang busuk, selain itu memisahkan dengan cherry-cherry yang masih
belum matang namun terpetik saat panen.
- ·
Dilakukan
penjemuran.
- ·
Kemudian
dilakukan mengupasan kulit.
- ·
Dilakukan sortasi
tahap kedua hingga menjadi biji kopi pilihan. Sortasi tahap kedua ini
memisahkan biji kopi hitam, rusak karena gilingan, dll hingga bersih.
- ·
Sebelum dilakukan
proses roasting, dilakukan sortasi ketiga. Sortasi ketiga ini untuk memastikan
kembali bahwa tidak ada lagi biji hitam atau rusak, karena biasanya masih ada
yang tidak terdeteksi hingga perlu sortasi tahap ketiga ini.
- ·
Pasca roasting
dilakukan sortasi kembali untuk membuang
biji kopi yang terlihat pucat atau tidak sama dengan biji-biji lain, kemudian
didiamkan selama 12 – 24 jam untuk membuang gas yang terkandung.
- ·
Proses
selanjutnya dilakukan penghalusan (penggilingan).
- ·
Setelah halus,
kopi didiamkan selama 15 – 30 menit untuk menghilangkan gas, kemudian dilakukan
pengepakan (dimasukkan pada kemasan).
- ·
Pendiaman pasca
roasting (12-24 jam++) dan penghalusan (15-30 menit++) dimaksudkan untuk
menjaga kualitas rasa.
Nah, dari proses yang dilakukan secara detail dan
teliti inilah, wajar jika kualitas yang dihasilkan premium dan banyak diminati
oleh para penikmat kopi.
Pemasaran Produk
kopi Gading Cempaka varian Arabika Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com |
Kemasan Sachet Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com |
Kopi Arabika ini dipasarkan dalam kemasan 100
gram, dibanderol dengan harga Rp 30.000,- per bungkusnya. Selain itu juga ada
kemasan sachet (berat 25 gram ; isi kemasan kopi premium murni+Gula) dibanderol
dengan harga Rp 7.000,-/ sachet. Harga yang
cukup terjangkau untuk kualitas kopi yang premium. Untuk pemesanan sendiri,
dapat membeli langsung di website www.kopigadingcempaka.com atau melalui whatsapp di
08117321511 dan juga dapat melalui email di sales@kopigadingcempaka.com.
Kedai Kopi Gading Cempaka (KGC) sumber gambar www.kopigadingcempaka.com |
Selain itu, saat ini kopi Arabika Gading Cempaka juga sudah dapat
dinikmati di Kedai Kopi Gading Cempaka, yang baru saja dibuka dibuka pada
tanggal 18-19 Januari 2020 di Jalan Batang Hari Kelurahan Nusa Indah Kota
Bengkulu. Mengutip dari laman www.kopigadingcempaka.com,
pengelola kedai Kopi Gading Cempaka menyatakan bahwa “Bukan hanya minuman kopi yang akan kami
jual tapi juga akan menyediakan kopi bubuk ataupun roasted bean bagi masyarakat
untuk konsumsi rumahan hingga oleh-oleh,”. Wah, suatu kabar gembira tentunya ya,
dapat menikmati kopi Arabika Gading Cempaka langsung di kedai kopinya, rasanya
sudah tidak sabar untuk kembali pulang
ke Bengkulu lagi.
Sumber
tulisan