Top Social

Lomba Hari kemerdekaan RI

Jumat, 04 Agustus 2023

 

           Beragam Lomba Memeriahkan  Peringatan Hari kemerdekaan RI


Sumber Gambar : erwinpratama.com

17 Agustus 1945, menjadi tanggal yang sakral bagi bangsa Indonesia, yang mana di tanggal tersebut Indonesia berhasil meraih kemerdekaan. Oleh karenanya, tanggal 17 Agustus diperingati setiap tahunnya sebagai hari kemerdekaan Indonesia. Di tahun 2023 ini, Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan ke-78. Dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan, tentunya ada beragam lomba yang bisa dilaksanakan dan tentunya seru untuk diikuti. Perlombaan-perlombaan ini biasanya dilaksanakan pada tingkat Rukun Tetangga (RT), kelurahan, bahkan hingga antar kecamatan.

Berikut ada beberapa lomba yang seru dan direkomendasikan untuk diadakan saat perlombaan 17 Agustus-an.

1.     1.   Lomba tumpeng merdeka.

Sumber Gambar : antonigambar.blogspot.com


Lomba memasak dan menghias tumpeng merupakan lomba yang dapat mengasah kreativitas para ibu-ibu sekalian di bidang memasak. Selain itu, kekompakan juga menjadi hal yang utama saat mengikuti lomba ini. Terkait dengan pengetahuan pada gizi berimbang juga diperlukan, untuk nantinya dapat menghasilkan tumpeng bertema kemerdekaan yang lezat dan bergizi.

 

2.     2.   Lomba sepeda hias

Lomba ini biasanya diperuntukkan untuk anak-anak berusia Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Biasanya dalam perlombaan ini, para orang tua yang seringkali juga ikut berpartisipasi, tentunya dalam hal menghias sepeda. Sepeda akan dihias sedemikian rupa dengan beragam tema, berhiaskan hiasan warna-warni dan tentunya sangat semarak. Setelah dihias, biasanya juga akan dilaksanakan karnaval sepeda hias, agar masyarakat umum bisa melihat hasil kreativitas sepeda hias yang telah selesai dihias.

 

3.       3. Lomba panjat pinang

Lomba panjat pinang merupakan lomba yang sangat seru. Lomba ini dilaksanakan biasanya khusus kaum laki-laki, di mana batang pinang dibuat licin menggunakan oli atau semacamnya, kemudian di ujung batang pinang nantinya terdapat beragam hadiah-hadiah menarik yang digantung. Selain melatih ketangkasan, kekompakan, serta kesabaran, lomba ini juga mampu menimbulkan keseruan bagi orang-orang di sekitar yang menonton lomba ini. Hadiah-hadiah yang ada di ujung batang pinang juga sangat menarik untuk didapatkan. Walaupun lomba ini sudah jarang terlihat, namun ada baiknya jika para panitia perlombaan 17 Agustus-an banyak mengadakan kembali lomba ini.

 

4.     4.   Lomba Balap Karung

Jenis lomba ini tidak hanya diperuntukkan bagi orang dewasa saja, tetapi juga banyak diperuntukkan bagi anak maupun remaja. Lomba ini selain melatih kekuatan otot kaki, juga melatih ketangkasan. Selain mendatangkan keseruan bagi yang melaksanakan, tentunya lomba ini juga dapat menghibur bagi orang-orang yang menontonnya.

 

5.      5.  Lomba Khusus Anak-Anak

Terdapat beragam lomba khusus anak-anak yang dapat diselenggrakan. Lomba mewarnai, lomba memasukkan bendera ke dalam botol, lomba sendok dan kelereng, lomba makan kerupuk, lomba bakiak anak, dan masih banyak lagi beragam lomba lainnya. Namun tentunya, lomba makan kerupuk merupakan lomba yang seringkali dilaksanakan bagi anak-anak dalam rangka hari kemerdekaan.


Sumber Gambar : thegorbalsla.com

Nah, banyak yah ternyata jenis-jenis lomba yang bisa dilaksanakan untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Tentunya di hari kemerdekaan Indonesia yang ke-78 ini, semoga Indonesia semakin jaya dan menjadi negara yang cerdas dan membanggakan. Semoga dijauhkan dari bencana dan juga dijauhkan dari beragam hal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan. Semoga ke depannya para generasi penerus Indonesia mampu membawa nama harum Indonesia, mampu berkarya dan memberikan sumbangsih yang membanggakan bagi masyarakat. Semoga bangsa Indonesia juga mampu menjaga kelestarian alam semesta yang telah dianugerahkan olehNya.

Jayalah selalu Indonesiaku! Kobarkan semangat mengabdi untuk negeri!

Aku bangga menjadi Indonesia!

Merdeka!

Staycation di Badjoeri Ethnic Wooden HomeStay Lembang

Kamis, 03 Februari 2022

                 Pekarangan halaman yang asri, penuh dengan bunga-bunga segar yang tumbuh dan tertata rapi. Tatanan bangunan ruang yang didominasi dengan kayu nan etnik. Belum lagi beberapa tatanan hiasan antik artitistik, kian memanjakan mata. Di salah satu bagian sisi jalanan Lembang, semilir udara sejuk dan dingin menyapa kami saat itu.

 

Badjoeri Ethnic Wooden HomeStay Lembang

            Penghujung Desember 2021, aku beserta keluarga kecilku berencana untuk menghabiskan liburan akhir tahun di Tanah Pasundan, Jawa Barat. Salah satu destinasi utama kami yakni mengunjungi Lembang, salah satu daerah wisata yang amat dikenal di Tanah Pasundan, Bandung Jawa Barat. Bagi aku dan suami, mengunjungi suatu tempat di saat liburan panjang akhir tahun adalah merupakan salah satu reward bagi kami, hal ini dikarenakan betapa hecticnya kehidupan kami di Jakarta. Bisa dikatakan, saat weekend pun terkadang suami bekerja hingga sore, bahkan malam hari. Aku yang notabene ‘bekerja dari rumah’, juga tentu saja ikutan hectic dikarenakan harus mempunyai tenaga ekstra untuk menjaga batita dan mengurus rumah tangga dengan beragam printilannya. Oleh karenanya, tak ada salahnya menurutku untuk sesekali berlibur di akhir tahun, sembari merefresh kembali semangat kami.

            Aku diberi kesempatan oleh suami untuk memilih sendiri tempat tinggal yang akan kami tinggali ketika kami berkunjung ke Lembang nantinya. Jujur, aku sama sekali tidak mempunyai gambaran tentang beberapa penginapan di Lembang. Aku memang pernah berkunjung ke sana, tetapi aku tidak sampai menginap, hanya sekedar berwisata, dikarenakan lebih memilih untuk tinggal di rumah salah satu family di Kota Bandung.

            Aku pun memilih untuk mencari beberapa penginapan recommended yang ada di Lembang berdasarkan rating review yang tersedia di google. Dari beberapa tempat, salah satu tempat yang mencuri perhatianku adalah badjoeri etchnic wooden homestay. Dari gambar yang disajikan beberapa bagian dari tempat tersebut sangatlah etnik dan asri. 


Foto : Dokumen Pribadi


         Rasanya asyik juga bisa staycation di tempat tersebut menurutku. Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku memesan penginapan tersebut dengan menggunakan aplikasi agoda. Biaya permalam untuk 1 kamarnya adalah Rp 600.000,- dengan free sarapan pagi. Jika dilihat saat ini, harga di aplikasi agoda hanya di harga Rp 380.000,- - Rp 475.000,- untuk kamar superior double room. Mungkin harga saat liburan penghujung tahun memang sedikit lebih tinggi dari harga biasanya. Adapun lokasi penginapan ini di Jl. Sersan Bajuri No.43, Setia Budi, Lembang, Bandung Jawa Barat.

 

Pemandangan Sekitaran Homestay yang Unik Dan Asri

            Hari itu tanggal 28 Desember 2021, kami tiba di penginapan sekitar pukul 02.00 wib. Suasana udara yang sejuk menyambut kami hari itu. Saat tiba di depan penginapan tersebut, aku agak bingung sebenarnya, karena ramai terlihat orang-orang yang sedang makan siang di café dbadjoeri yang ada di bagian depan penginapan tersebut. Aku memberanikan diri untuk masuk ke café, sementara Ayya (anakku) dan suamiku menunggu di halaman depan.


Halaman Depan HomeStay yang Asri Dipenuhi Bunga


            Tiba-tiba aku dihampiri salah satu Bapak berusia paruh baya, ia menyapaku ramah. Aku mengatakan bahwa aku sudah memesan 1 kamar di sini melalui aplikasi Agoda, atas nama Ayu Wardani. Beliau mengiyakan dan segera menagajakku untuk menuju ke kamar yang telah disewa. Aku pun mengajak serta suamiku beserta Ayya untuk ikut masuk. Ternyata kamar kami berada di lantai 2. Dengan menggunakan tangga kayu kami naik ke lantai atas.

             Penginapan tersebut keseluruhan terbuat dari kayu, tak ada satu pun dinding batu. Saat pertama kali masuk, banyak sekali barang-barang antik tersedia di sana. Ada tanduk kerbau di pajang di salah satu ruang, tanduk rusa yang juga dipajang di sisi ruang lainnya dan ada juga dua ekor musang yang diawetkan digantung di dekat tangga menuju lantai atas, dan masih banyak lagi  barang antik yang diletakkan, cantik dan etnik.

Salah Satu Ruangan di HomeStay Badjoeri Ethnic Wooden HomeStay
Sumber Foto booking.com


            Kami dipersilahkan memasuki salah satu ruangan kamar yang cukup besar ukurannya, dengan satu dipan dan kamar mandi yang berada di dalam kamar (dengan fasilitas pancuran air panas dan dingin). Saat menatap kamar yang diberikan untuk kami, memang sesuai dengan apa yang digambarkan di Agoda. Ada beberapa barang antik yang terdapat di dalam sana. Ada lukisan abstrak, kain ulos Batak yang dijadikan hiasan dinding, mesin jahit tua yang terlipat, beberapa gantungan antik di dekat kaca rias dan tak lupa juga ada jendela berkusen kayu yang dapat dibuka. Ada juga 1 TV tabung yang bisa dinikmati beberapa siaran TV local. Tersedia juga beberapa perlengkapan toiletries, seperti handuk, sabun cair, pasta gigi dan sikat gigi. Di dekat dipan juga terdapat sajadah dan alquran.





 

Kamar Tidur yang Etnik, kental dengan nuansa kayu. 

Suasana malam yang eksotis dan mendamaikan.

            Udara malam membuat kami merasa kedinginan di dalam penginapan, walaupun tidak dilengkapi dengan AC. Jujur, kami tidak memiliki referensi yang cukup untuk  makan malam di mana saat itu. Akhirnya kami memesan makanan di café badjoeri saja. Saat tiba di depan café, petugas menyatakan bahwa sebenarnya café telah tutup, tetapi karena kami adalah tamu homestay, maka tak apa kami dipersilahkan untuk makan malam, tetapi dengan catatan menu yang tersedia hanyalah bakso malang. Kami setuju untuk memesan bakso malang. Rasanya cukup menikmati bakso untuk mengganjal perut kami yang kosong malam itu. Apalagi sore tadi usai hujan, sehingga sangat cocok untuk menikmati bakso malang.



Suasana Malam yang Eksotis

            Oh ya,di café dBajoeri ini juga disediakan menu lainnya, seperti pempek, nasi ayam goreng, siomay dan beberapa menu lainnya yang terbuka untuk umum (masyarakat luar) yang ingin menikmati sajian makan siang hingga malam hari di sekitaran homestay. Hanya saja jika berkunjung di malam hari, café hanya buka hingga pukul 08.00 wib malam saja dan menu yang tersedia hanya bakso malang, berbeda dengan siang hari yang menunya lebih lengkap.


  Baca juga Staycation Penghujung Tahun 2020 di YelloHotel Harmoni Jakarta      

               

Serasa Pulang Ke Rumah Kakek

            Keesokan hari, kami berniat untuk berwisata menikmati suasana Lembang. Sebelum pergi, kami sempat mencoba berfoto di beberapa bagian penginapan. Sangat instagramable menurutku, ada beberapa bagian sisi, yang menurutku seperti mengenang nenekku dahulu yang senang duduk di kursi yang sama dengan yang ada di tempat ini. Nenekku dari pihak Ibu memang asli Pasundan dan aku benar-benar merasakan sedang bernostalgia dengan masa kecilku ketika menginap di sini.



Berpose di Kursi Etnik tepat di Depan Kamar yang Kami Inapi



Kursi Etnik di samping Kamar.



            Pemilik HomeStay ini pun sangat ramah, aku sempat berbincang sebentar dengan pemilik homestay tersebut sebelum kemudian mengakhiri staycation kami di sana. Aku sempat bertanyamengenai beberapa rasa penasaranku tentang tempat ini. Aku penasaran apakah ini sudah lama menjadi homestay atau awalnya adalah rumah pribadi saja? Karena ada beberapa foto keluarga yang cukup banyak dipajang di beberapa sisi. Terdapat juga beberapa benda antik dan beberapa baju adat beserta pelengkapnya, apakah keluarga yang memiliki tempat ini adalah seniman? (penasaran sekali aku, hehe). Untungnya pemilik homestay tersebut dengan senang hati menjawab semua rasa penasaranku.

Salah Satu Sudut HomeStay
Terdapat beberapa foto keluarga dan koleksi baju adat.
       

         “Begini Teteh, ini sebenarnya dahulunya memang rumah pribadi, hanya baru sekitar 4 tahun dijadikan homestay untuk bagian lantai duanya, sementara lantai 1 nya tetap kami tinggali. Menyoal mengenai banyaknya barang antik yang ada di dalam homestay tersebut memang hanya hobi saja mengumpulkan barang antik, sementara untuk beberapa baju adat yang ada, itu dapat digunakan oleh para tamu yang datang sebagai tamu homestay untuk berfoto dan menggunakan baju adat secara gratis,” ujarnya menjelaskan.

            “Oh.. begitu Bu, saya kira, keluarga Ibu adalah keluarga seniman, jadi seringkali mengadakan pertunjukan begitu dengan beberapa baju adat,” ujarku tersenyum tipis sebelum akhirnya mengakhiri perbincangan kami.

            Secara keseluruhan, badjoeri etchnic wooden ini recommended untuk dikunjungi, hanya saja menurutku perlu ditingkatkan lagi segi kebersihan kamarnya, karena ada beberapa sisi yang terlihat berdebu, seperti kipas angin yang agak berdebu, bagian jendelanya juga sedikit berdebu dbagian kayunya. Seharusnya juga tersedia layanan cleaning room untuk tamu yang menginap lebih dari 1 malam, sehingga lebih nyaman lagi digunakan untuk bermalam.


Sarapan Pagi dengan Suasana yang Sejuk dan Nyaman


            Untuk sarapan yang kami terima tentu saja enak dan bersih. Hari pertama kami disuguhi nasi goreng jagung pipil, hari kedua kami disuguhi nasi kuning. Dua menu yang sangat lezat disantap di pagi hari yang dingin. Selain itu, ada juga beberapa kue tradisional yang disediakan, seperti nogosari, bakwan, pisang coklat, ubi goreng dan masih banyak lagi. 

Suasana Pagi yang Sejuk di Sekitaran HomeStay


            Bagi kalian yang ingin ke Lembang bisa mengunjungi homestay ini ya. Sangat recommended, sangat instagramable dikarenakan cukup dekat untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di sekitaran Lembang, seperti Farm House, The Great Asia Africa, Lembang Wonderland, Floating Market dan masih banyak lagi.

 

Bebek Kaleo Kemanggisan VS Kebon Jeruk

Kamis, 23 Desember 2021

Resto Bebek Kaleo Kemanggisan VS Resto Bebek Kaleo Kebon Jeruk


            Hola Sobat sekalian.. Beberapa minggu lalu, aku bersama keluarga kecilku mencicipi kuliner bebek goreng yang ada di kawasan Jakarta Barat. Kebetulan aku dan suami, sama-sama penggemar kuliner bebek goreng, jadi paslah untuk akhir Minggu, kami pergi menyantap santapan bebek goreng.

            Satu minggu sebelumnya, aku dan keluarga kecilku pergi ke Resto Bebek Kaleyo Kemanggisan, lokasinya cukup dekat dari rumahku, dekat dengan Kampus Binus Anggrek Jakarta Barat. Suasana depan parkiran saat itu cukup rame, dikarenakan memang weekend dan saat itu memang sedang hujan rintik, jadi sesuailah untuk beberapa keluarga berkunjung ke sana. Saat masuk ke depan resto, ada tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair (karena harus patuh prokes yah). Kami disambut oleh karyawan Bebek Kaleyo Kemanggisan dengan sangat ramah, kami dipersilahkan masuk ke dalam resto dan diberi petunjuk untuk memilih ruangan.”Untuk berapa orang Ibu?,” ujar salah satu karyawan. “Untuk bertiga Kak,” jawabku. “Oh silahkan ke sini Kak.” Aku meminta agar kami diberi ruangan yang AC, karena kalau yang tidak berAC, nanti bisa bersama-sama pengunjung  yang merokok.

Suasana Resto Bebek Kaleyo Kemanggisan yang Bersih dan Nyaman
Foto dari Dokumen Pribadi


            Suasana resto sangat nyaman dan bersih. Desain interiornya pun sangat menarik,di mana di dominasi warna hitam dan kuning. Ada lambang  gambar bebek yang dilukis cukup besar di depan dinding. Di dalam resto juga disediakan meja lesehan yang tersusun rapi. Menurutku ini recommended ya kalau untuk interiornya, karena selain bersih, resto ini juga sangat nyaman. Jujur saja, aku itu agak risih kalau misalnya datang ke Resto atau Rumah Makan yang kurang menjaga kebersihan, baik itu di bagian lantai atau pun saat penyajian. Menurutku kebersihan saat menyantap makanan itu nomor 1 ya, karena memang kita dianjurkan untuk menyantap makanan yang bersih dan sehat, suasana tempat makan pun harus bersih, karena terkait kesehatan.

            Di dalam ruangan makan, terdapat tempat mencuci tangan yang didesain sangat unik, menyerupai batok kelapa dan juga keran. Ada juga bunga juntai yang dihias sedemikian rupa, sehingga menambah kenyamanan saat menyantap makanan. Kalau untuk soal desain ruangan dan ruangan, Resto ini recommended sekali.



            Nah untuk varian harga, cukup ramah di kantong ya. 1 porsi bebek goreng itu seharga Rp 35.000,- hingga Rp 45.000. Ada varian bebek muda dan juga bebek potong. Kalau aku sih lebih suka bebek potong ya, karena lebih terasa dagingnya, kalau bebek muda itu terlalu lembut dan sedikit dagingnya. Bebek potong maksudnya di sini adalah bebek yang sudah cukup besar, bukan bebek yang masih berusia muda. Varian makanannya cukup banyak, selain beraneka varian masakan bebek, seperti bebek goreng krispi, bebek sambel rica, bebek masak khas Madura, bebek panggang, bebek gulai, serta sate bebek. Ada juga varian lain, seperti kulit krispi (nah ini kesukaan anakku yah, karena gurih dan kriuk-kriuk ketika dimakan), kemudian ada tahu tempe goreng, pete bakar dan varian sayuran, seperti sayur asem, oseng jamur, dan tumis bunga pepaya (favorit aku sih tumis bunga papaya). Pilihan nasinya juga ada 3, yakni nasi putih biasa, nasi uduk dan juga nasi merah. Kalau favorit aku sih nasi uduk ya, karena ada gurih-gurihnya gitu, hee.

Bebek Kaleyo Kemanggisan
Menu : Bebek Goreng Sambal Madura, Kremesan, Tumis Bunga Pepaya.


            Varian minumannya pun beragam, ada es teh, es lemon tea, es thai tea, es dawet Jawa, es kelapa muda dan masih banyak lagi. Kalau favorit aku sih es Thai Tea ya, karena rasanya seger gitu, habis makan pedas sambal bebek, kemudian langsung nyeruput es Thai Tea.. ah… segar.

            Pelayanannya cepat dan ramah ya. Karyawannya pun berseragam rapi dan berpenampilan menarik. Kemudian yang jadi catatan penting itu, mereka sangat sopan dan gerak cepat. Pokoknya recommended kalau soal pelayanan. Soal rasa kalau menurutku sih enak ya, kalau dikasih nilai, itu soal rasa 8 dari 10. Hanya saja menurutku ukuran bebeknya kurang gede, agak kecil, tapi ya cukup mengenyangkan sih ya, karena ada nasi dan varian lain yang bisa dipesan. Untuk sambelnya enak, banyak lagi, kita dikasih satu tempat sambal yang biasanya ada di tempat makan bakso gitu, nah bebas tuh mau nambah sambal berapa kali, asal kuat aja sama rasa pedas.hehe. Kemudian untuk porsi sayurnya juga agak sedikit menurutku, harusnya sih dengan harga segitu agak dibanyakin gitu porsinya, hehe. Tapi its OK, tetap recommended.  Ayook, bagi kalian yang suatu waktu mampir sekitaran kampus Binus Anggrek, boleh banget nih mengunjungi Resto Bebek Kaleyo Kemanggisan yah.



Resto Bebek Kaleyo Kebon Jeruk

            Nah setelah mengunjungi Resto Bebek Kaleyo Kebon Jeruk, aku jadi mikir sepertinya ini Resto semacam franchise gitu, soalnya menu yang ditawarkan sama, desain interiornya pun hampir sama. Kalau yang di Kebon Jeruk ini agak jauh ya dari rumahku yang di Palmerah, karena Restonya ada di jalan Kembangan, Jakarta Barat, sekitar setengah jam dari daerah Palmerah.

Suasana Resto yang nyaman, dekat dengan jalan raya. Bisa menikmati bebek sambil menikmati lalu lalang kendaraan, kebersihan terjamin, karena dibatasi kaca yang amat bersih.
Sumber foto : dokumen pribadi.


            Desain interiornya juga menarik, hanya saja tidak seluas yang ada di Kebon Jeruk. Resto ini bersebalahan dengan Resto Ayam Goreng Suharti. Kalau kita memilih tempat yang AC, maka kita akan menikmati santapan sambil menikmati mobil yang sedang lalu lalang, karena area resto sangat dekat dengan jalan, hanya dihalangi kaca putih bening yang amat bersih.

            Saat itu aku memesan menu yang hampir sama dengan yang aku pesan sebelumnya di Resto Bebek Kaleyo Kemanggisan, hanya saja saat itu aku memesan bebek goreng sambel rica. Ternyata sambel rica itu, sambel yang dilengkapi dengan irisan daun jeruk dan kemangi, sambelnya cukup pedas. Aku memesan ekstra kriuk/kremesan, agar rasa bebek yang kusantap terasa lebih gurih. Untuk varian sayurnya, di sini porsinya lebih banyak dibandingkan yang ada di Kemanggisan. Oh ya, resto ini juga sudah dilengkapi dengan sertifikat halal MUI, jadi aman yah.

Menu : Bebek Potong Goreng Sambal Rica-Rica, Kulit Krispi Goreng, Tumis Bunga Pepaya,
Ice Thai Tea


            Kalau soal rasa sih sama ya, tidak ada perbedaan menurutku, tapi ya itu tadi, kalau aku yang memang hobi makan, sepertinya harus pesan dua porsi bebek deh, biar puas, heheheh, tapi saat itu aku hanya memesan 1 porsi. Untuk makan bertiga itu sekitar Rp 180.000,- ya, worth it sih menurutku, masih terjangkau, toh sesekali ini, biasanya sih aku masak di rumah, hehe.

            Nah, buat kalian yang mengunjungi kawasan Jakarta Barat, yuk mari mampir ke kedua resto ini, kalau aku sih recommended banget yah, apalagi kalau mau duduk santai bareng keluarga sambil menikmati bebek goreng yang enak, cocok banget nih.

 

           

 

           

3 Bakso Recommended Di Jakarta Barat

Kamis, 18 November 2021

            Siapa di sini yang suka makan bakso? Pasti banyak yah peminat bakso di sini. Nah, aku adalah salah satu penggemar bakso. Aku bisa saja makan bakso hampir tiap hari loh (ssst.. ini kalau bikin sendiri yah, karena hemat di kantong,hehe).


             Bakso pada awalnya merupakan kudapan yang berasal dari negeri Cina, yang kemudian diakulturasi menjadi makanan khas Indonesia. Pada awalnya bakso dibuat dengan menggunakan bahan baku daging babi yang kemudian dicampur dengan tepung aci/tepung sagu, serta bahan lainnya yang kemudian disajikan dengan kuah kaldu hangat. Namun, setelah mengalami perjalanan panjang, akhirnya bakso kemudian diakuisisi sebagai kuliner khas Indonesia yang disajikan dengan selera khas Indonesia yang kebanyakan berbahan baku daging sapi, khususnya daging sapi bagian khas.


            Saat ini, bakso sudah banyak dibuat dengan beragam varian kreasi, ada bakso isi daging ayam cincang, bakso isi telur puyuh, bakso mozzarella, bakso sapi isian seafood, bakso gepeng, bakso kuah taichan, dan masih banyak lagi. Sebagai penggemar berat bakso, tentu saja aku sangat bahagia dong sekarang, karena makan bakso nggak melulu begitu-begitu saja. Sebagai generasi 90an, zaman dulu mah kalau ngebakso ya gitu deh, bakso dicampur mie kuning+putih, kemudian dicampur kuah kaldu lalu dihidangkan dengan kuah kaldu, bawang goreng, kecap dan sambel. Nah, kalau sekarang ada beragam cara untuk menikmati bakso, bisa dibakar, ada lagi itu bakso tumpeng yang gede banget ukurannya, belum lagi cara menikmati bakso dengan menggunakan pisau makan dan garpu, bukan lagi menggunakan sendok garpu karena saking besarnya ukuran bakso, haha.


            Dulu tuh, waktu zaman aku masih suka hang out bareng teman, aku suka keliling nyobain beragam varian bakso di Yogya, tapi yang paling bikin wow itu ya pas makan bakso klenger yang ada di daerah sekitaran Gejayan (aku lupa sih alamat pastinya, yang jelas namanya itu bakso klenger). Ukuran bakso yang disajikan di sana, beneran big size! Mungkin ada itu perporsi menggunakan daging hampir 250 gram! So, ya pasti kita juga makannya pakai pisau makan dan garpu, haha! Tapi enak loh baksonya, kalau kalian ada kesempatan main ke Yogya, silahkan cicipi bakso klenger ya. Nah kalau bakso yang kusuka di Yogya itu ada juga bakso uleg yang dulu ada di Jalan Kaliurang km. 6,5 (sekitaran situ deh ya). Bakso ini maksudnya bukan bakso diuleg sama cabe terus dimakan gitu, bukaan. Tapi baksonya itu dihidangkan dengan kuah kaldu hangat, yang di mana kita bisa request mau cabe rawit ijo nya berapa, kemudian nanti diuleg dadakan gitu dan dimasukkan ke mangkok saji dan sepertinya ada juga ulegan sedikit bawang putih, kemudian nanti akan disantap beserta ketupat yang telah diiris dalam satu mangkok. Rasa bakso uleg ini seger loh, jadi agak beda memang dari penyajian bakso kebanyakan.


            Okey, aku juga ada beberapa review nih soal hidangan bakso yang ada di Jakarta Barat. Menurutku ini adalah jajaran 3 bakso terenak versi aku ya! Yuk disimak.


Baca juga Resep Bakso Anti GAGAL


1.      Bakso JWR Tanjung Duren

Aku tuh ya, kalau soal makan bakso itu banyak mikirnya kalau di Jakarta. Soalnya aku tuh maunya itu bakso beneran halal dan higienis. Nah, setelah lama mencari, akhirnya aku temukan bakso JWR ini. Awalnya sih lihat di internet yah, alhamdulillah ternyata tempat bakso ini dekat dengan rumah. Bisa lah pakai motor ke sana, sekitaran 10 menit sampai (kalau gak macet loh ya, hehe). Bakso ini sudah mengantongi sertifikat halal MUI dan BPOM. 




Bakso JWR Tabjung Duren, Sumber Gambar IG Bakso JWR

Menurutku bakso ini paling enak di Jakarta Barat, karena rasa kuahnya yang otentik dan daging baksonya yang kenyal dan terasa kuah kaldu sapinya. Pilihan favoritku yakni bakso urat dengan mie sohun. Aku suka sekali karena dengan harga Rp 30.000,- kita sudah bisa menikmati semangkok bakso yang lezat. Bakso urat di bakso JWR ini yakni 8 buah bakso urat berukuran sedang yang disajikan dalam satu mangkok beserta mie, varian mienya ada mie kuning, mie bihun dan mie sohun. Pas sih menurutku dengan harga segitu, sudah bikin kita kenyang banget.


Saat Berkunjung Ke Bakso JWR Tanjung Duren


Ada juga varian bakso lain, yakni bakso telur, bakso iga dan masih banyak lagi. Nah di sana juga ada tersedia, bakso frozen, bihun tumis, pangsit goreng dan masih banyak lagi. Ada juga menu es teller dan es campur yang enak banget. Selain itu yang bikin aku tambah suka, tempatnya bersih dan pelayannya pun memakai seragam yang bersih. Menurutku sih itu catatan penting untuk para pelaku usaha kuliner, menjaga kebersihan dalam penyajian maupun tempat usaha.

 

 2.      Bakso Titoti Wonogiri Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Bakso ini juga gak kalah enak guys! Kalau kalian ke Kebon Jeruk Jakarta Barat, silahkan mampir ke outlet Bakso Titoti ya. Di sini, bakso disajikan dengan irisan kikil sapi yang diiris tipis. Kuah baksonya amat nikmat, ngaldu banget. Belum lagi, di sini juga ada label halalnya gitu di outletnya, jadi aku yakin dong jajan bakso di sini. Bakso titoti ini memang sudah terkenal outletnya di mana-mana. Ada juga sih di sekitaran Jakarta bagian lain, tidak hanya di Jakarta Barat ((Kebon Jeruk saja).



Bakso Titoti Kebon Jeruk
Photo by @MrindraMulia (www.pergikuliner.com)


Mengusung nama Wonogiri, bisa jadi memang ownernya berasal dari Wonogiri (Jawa Tengah). Bakso di daerah Wonogiri memang terkenal enak banget loh! Karena ada suatu waktu yang membuat aku pernah stay beberapa hari di sana dan mencicipi bakso Wonogiri yang memang asli enak banget. Seperti outlet bakso lainnya, di sini juga tersedia beragam varian bakso, seperti bakso urat, bakso telur, serta bakso special (dengan tahu, kikil, urat dan telur). Di sini juga disediakan nasi ayam goreng kampung, siomay ikan, dan juga mie ayam. Ada juga beragam varian minuman, seperti es campur,dan masih banyak lagi varian es yang disediakan.


Jika ke sana, outlet ini pasti selalu ramai pengunjung, apalagi weekend, wajar sih karena rasa yang ditawarkan juga enak menurutku. Untuk harga dibanderol dari harga sekitaran Rp 30.000,- . Wajib coba yah kalau kalian ke Kebon Jeruk Jakbar.

 

3.      Bakso Babat Ma’Riyo Pasar Palmerah.

Urutan ketiga bakso yang enak dan halal di Jakarta Barat menurutku adalah bakso babat Ma’Riyo. Dengan mengusung tanpa menggunakan bahan pengawet, micin, borax dan halal ini, bakso ini cukup unik menurutku dari bakso kebanyakan. Di dalam mangkok bakso yang tersaji, dilengkapi dengan potongan babat sapi (kulit sapi), kemudian disajikan dengan sedikit irisan kol. Ada juga varian bakso jamur tiram (bakso yang dicampur adonannya dengan potongan jamur tiram,yang membuat tingkat gurih bakso menjadi bertambah. 



Sumber gambar Zomato

Lokasi bakso ini ada di dekat pasar Palmerah, di dekat jalan menuju stasiun KRL Palmerah. Harga bakso di sini ekonomis menurutku, sekitar Rp 18.000,- ke atas, tergantung varian bakso yang kita pesan. Ada bakso babat, bakso jamur, bakso telur, bakso urat. Di sini tersedia juga minuman es the dan es jeruk, serta teh botol. Jangan heran yah kalau ke sini,karena terkadang kita akan dilayani kasir yang menurutku usianya kisaran anak kelas 5 Sd. Tapi menurutku Adek laki-laki ini cekatan juga jadi kasir, mungkin karena darah pengusaha sudah ada dari ayahnya (pemilik usaha bakso) yah, hehe. Pokoknya kalau kalian mampir ke Palmerah, jangan lupa cicipin bakso Ma’Riyo yah.

 

Okey, itu tadi 3 varian bakso yang nikmat, halal dan recommended versi aku di daerah sekitaran Jakarta Barat. Kalau kalian penggemar bakso, berarti kita samaan dong yah. Intinya, Indonesian Culinary itu memang enak-enak sih ya, memang jempol banget aku akui. Btw, yuk ngebakso bareng!

 

Pernikahan Beda Usia

Kamis, 11 November 2021

 Jodoh adalah cerminan diri, namun dengan siapa kita akan bersanding nantinya, hanya Allah SWT yang tahu.

Sumber Gambar pngtree


            Berbicara mengenai jodoh merupakan hal yang seru pastinya, apalagi berbicara tentang, “kok bisa sama doi sih?, gimana ketemunya?.” Nah pasti itu tuh yang bikin seru. 

            Kalau aku pribadi sih nih, pertemuan dengan jodohku ya... bisa dibilang rumit,tapi bisa juga dibilang nggak. Dibilang nggak ya karena aku mencoba untuk berusaha seenjoy mungkin saat menantinya (walau aslinya berat banget ya Allah, pengen nangis, wkwk). Tapi kalau dibilang berat ya berat juga sih, soalnya aku itu sudah diminta menikah di usia 24 tahun oleh mamaku, sementara menginjak usia 27 tahun, belum juga adayang pas. 

            Btw nih ya, ada yang samaan gak nih ceritanya sama aku soal pencarian jodohnya? Ayoook cerita dong, ya kali aja kan ada yang pengalamannya sama banget sama aku, hehe. Okey aku spoiler sedikit yah kalau begitu, aku itu ketemu Pak Suami lewat facebook loh saudara-saudara, hehehe. Jadi awal kita komunikasi langsung ya lewat facebook. Sudah kebayang belum kira-kira kok akhirnya bisa jadi jodoh?, hee..

            Nah, jadi begini, aku sama Pak Suami itu sama-sama mahasiswa tadinya, di satu Universitas Negeri di Yogya. Kami berdua sama-sama mengambil kuliah di ilmu komunikasi, cuma aku ambil master, Pak Suami ambil doktoral. Kita berdua saat itu ambil kelas yang sama, sehingga ada 3 kali pertemuan kita dipersatukan di satu kelas dengan dosen yang sama. Aku kan orangnya kadang jaim gitu ya, yah jadi gengsi dong kadang kalau mau tegur duluan, yaudah karena Bapak satu ini gak pernah tegur aku, yausyudaah, aku juga gak negur dong. Padahal kita tuh sering loh ketemu di area sekitaran perpustakaan pusat Universitas. Ya di ruangan yang sama, ya pas lagi jajan di kantin perpustakaan atau pas lagi sholat di mushola perpustakaan, nah satu lagi di parkiran perpus! Haha, tapi teteup aja kita gak pernah teguran.

             Syukur alhamdulillah, pertengahan tahun 2016 aku lulus dari pendidikan pasca, aku yang dapat tawaran kerja saat itu, akhirnya memilih untuk pulang ke Kota Bengkulu untuk menjadi dosen di sana. Ya sudah, sejak saat itu, aku berpindah domisili dari Yogyakarta ke Bengkulu. Hari-hariku dipenuhi dengan mengurusi mahasiswa dan mengajar. Kalau mau dikalkulasi aku sudah memiliki lebih dari 100 mahasiswa, walaupun aku adalah dosen junior saat itu. Alhamdulillah. Memang aku dari dulu paling semangat kalau diberi amanah mengajar, karena terkadang aku seperti sedang melakukan self healing saat mengajar. Mendengar tawa canda mahasiswa di dalam kelas, atau melihat mereka yang kebingungan saat menjawab pertanyaan diskusi merupakan suatu kesenangan tersendiri bagiku.

            Di pertengahan mengajar di Bengkulu, aku merasa ada yang kurang. Rasanya aku ingin mencari peruntungan di luar Kota Bengkulu. Menurutku, prospek kerja di luar Kota Bengkulu akan menjadi lebih besar, apalagi menjadi seorang pengajar. Aku memang dari dulu suka sekali tantangan. Hal itulah yang membuatku ingin sekali bekerja di Jakarta atau Bandung. Tapi ayahku berpesan, jika ingin kerja di luar Bengkulu, maka harus menikah dulu, harus ada yang tanggung jawab di Jakarta atau Bandung, jangan sendirian di sana. Jujur aku sedih dong karena tidak diizinkan, tapi apa mau dikata, aku tetap berniat dalam hati, “Ya Allah…, semoga jodohku jauh, kalau bisa yang kerjanya di Jakarta, aamiin.” Memang sih mungkin doaku terlalu muluk, minta jodoh kok begitu syaratnya, tapi ya mau gimana, aku tetap ingin keluar Bengkulu. Tapi tetap dong yah, syarat utama adalah sholeh.

 

Pertemuan di Dunia Maya

          Antusias untuk kerja di luar Kota Bengkulu membuatku mencari-cari informasi tentang lowongan kerja dosen di luar Kota Bengkulu, salah satunya Jakarta. Saat itu, aku tak sengaja melihat temanku mengomentari status seorang dosen Binus Jakarta melalui laman facebook. Kebetulan lagi, beliau adalah dosen ilmu komunikasi. Wah, langsunglah aku kepo facebooknya, dan aku add. Ternyata beliau cepat respek, malah aku diinbox dengan kata pertamanya, “Terima kasih sudah add,” ujarnya. Ya aku balaslah pesan inbox nya. Aku langsung pura-pura sok akrab dengan mengatakan, “kita pernah satu kelas loh dulu, di kelasnya Mbak Hermin.” “Wah iya ya,” ujarnya. Kami pun bertukaran nomor WhatsApp. Aku malah heran, saat awal chat via facebook, kok beliau nanya umur saya, malah saya dibilang, “Mbaknya sudah menikah ya? Mbaknya umur 35 ya?,” chatnya saat itu. Lah aku jawablah, “apa iya aku terlihat setua itu? Lagian aku ini belum menikah loh."


Sumber Gambar Kompas.com


            Perbincangan kami pun berlanjut melalui pesan WhatsApp. Aku merasa agak aneh juga, kenapa orang ini senantiasa menanyakan hal-hal personal, seperti ayahnya kerja di mana? Berapa bersaudara? Ibu kerja di mana? Rencana memang mau mengajar di Bengkulu saja atau bagaimana?. Aku yang notabene saat itu sudah berusia 27 tahun pasti risih dong ditanya seperti itu. Akhirnya aku cerita lah sama teman dekatku, aku bilang, coba kamu tanya sama bapak dosen itu sebenarnya mau apa? Kalau mau cari jodoh, ya lamar saja, toh aku memang lagi cari jodoh juga. Tapi kalau cuma mau Wa saja, mendingan  jangan sama aku, karena aku sibuk. Lagian menurutku usia 27 tahun itu bukan masanya lagi untuk main-main.

            Singkat cerita, temanku memang bertanya langsung pada bapak dosen ini via inbox facebook. Pertanyaannya sama seperti yang aku anjurkan, tanpa editing sedikit pun (hehe). Ternyata memang tujuan beliau bertanya iniitu padaku karena ingin mencari jodoh. 

        Aku berpesan kembali pada temanku untuk menyampaikan pesan padanya, "kalau memang serius silahkan ke Bengkulu bertemu langsung dengan kedua orang tuaku," itu saja pesanku. Lalu beliau menjawab, "ya nanti saya akan ke Bengkulu jika saya sudah sidang disertasi dan dinyatakan lulus S3," ujarnya pada temanku mellaui inbox fb. Aku pun mengiyakan ketika diceritakan perihal pesan tersebut oleh temanku, karena jujur saja aku cuma menguji keseriusan beliau saja saat itu, tidak terlalu menganggap serius. Kami malah sempat lost contact beberapa waktu.


Keputusan Menikah

            Tahun 2018 hampir tiba, sementara jodoh tak kunjung tiba. Bukan sekali dua waktu ada saja yang ingin memberikan niat baiknya padaku. Bahkan ada Ustad kondang dari Yogya khusus datang kerumahku menawarkan koleganya yang sedang mencari jodoh. Ustad tersebut berkata bahwa ada koleganya yang merupakan pemilik Rumah Qurban Yogyakarta yang sedang mencari jodoh. Beliau berkata bahwa pemuda tersebut adalah seorang pemuda sholeh. Tapi entah mengapa, ketika melihat proposal taarufnya, aku agak keberatan, ada rasa kurang klop. Belum lagi ada juga teman saat kuliah dulu, yang sempat juga mendekati, tapi ketika aku tanya keseriusannya, dia malah bilang, “saat ini aku belum jadi dosen, toh impianmu kan  menikah dengan seorang dosen.” Padahal menurutku itu cuma pernyataan ujian saja dariku, kalau memang serius, toh pasti akan melamar, bukan malah mundur sebelum maju.

            Dalam masa menanti jodoh, aku berusaha untuk tetap fokus mengajar. Aku berusaha jadi orang yang lurus, tidak ingin macam-macam, tidak ingin yang aneh-aneh. Pokoknya berusaha baik. Berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin, walau entah jodoh kapan datangnya. Aku mulai mempersiapkan diri dengan banyak latihan memasak, berusaha untuk selalu tampil bersih dan rapi, tak lupa juga untuk rajin membersihkan rumah. Pokoknya aku benar-benar berusaha ingin menjadi baik. Aku juga sempat mengikuti sekolah pranikah yang diadakan di Kota Bengkulu saat itu. Menurutku sekolah pranikah itu sangat penting bagi orang yang ingin menikah, karena menikah itu ibadah seumur hidup, maka sangat dibutuhkan ilmunya.

            Sudah banyak sekali persiapan yang kulakukan, doa pun sudah. Aku hanya tinggal menunggu jawaban Allah atas doa-doaku. “Ya Allah siapa saja yang akan melamarku di waktu dekat ini dan dia adalah orang yang sholeh, akan aku terima, sama sekali tak akan kutolak. Siapa pun itu, yang serius ke rumah bertemu dengan kedua orang tuaku," doaku saat itu.

            Sekitar tujuh bulan lamanya aku berikhtiar, akhirnya doaku terjawab. Entah darimana pasalnya, beliau yang dulunya pernah menjanjikan akan datang ke Kota Bengkulu usai ujian disertasi, benar-benar memenuhi janjinya. Entah angin apa juga yang membuatku harus memenuhi janji akan doaku, siapapun yang akan ke rumahku dan berniat akan melamar, makakan aku terima. Usai pertemuan pertama di rumah orang tuaku, ia sama sekali belum menyampaikan maksud kedantangannya, hanya semacam  silaturahmi biasa. Namun saat ia kembali ke Jakarta, ia justru mengatakan padaku bahwa lebih baik aku dan dia menikah dalam waktu dekat ini dan aku pun menyetujui.

            Aku sama sekali tak menyangka, kalau jawaban dari doaku adalah beliau. Jika dibandingkan, umur kami sangatlah berbeda, aku saat itu berusia 27 tahun, sementara beliau 37 tahun. Kami terpaut usia 10 tahun. 


Sumber Gambar dekoruma.com


            Saat itu kakakku sempat ragu, “apa kamu yakin akan menikah dengan orang yang usia nya terpaut 10 tahun?, jauh loh jarak usianya.” Ya tentu saja aku menjawab yakin, sambil dalam hati  berbisik, "toh aku sudah berdoa pada Allah, siapapun  yang akan melamar dengan serius datang ke rumah dan bertemu Ibu dan Ayah, maka dialah yang akan aku terima."

             Seperti semesta mendukung, persiapan pernikahan kami hanyalah sekitar 3 bulan saja. Kami menikah di tanggal 20 Januari 2018 di Kota Bengkulu. Allah benar-benar menjawab doaku, aku menikah dengan orang jauh, yang asli Pulau Muna, Sulawesi Tenggara dan juga tentunya orang ini tidak bekerja di Bengkulu. MasyaAllah.


Suka Duka Pernikahan

            Menikah beda usia, tentu banyak suka dukanya. Tapi menurutku ketika kita paham ritmenya dan mampu menyesuaikan, maka segalanya bisa saja dilalui. Memang suami sudah sangat senior, saat ini beliau adalah salah satu dosen yang cukup senior di kampus, kiprahnya sangat jauh jika dbandingkan aku. Tapi aku tentu menjadikan itu semua sebagai lecutan semangat.

            Menikah beda usia, justru membuatku mawas diri, bahwa aku harus benar-benar paham menempatkan segala sesuatu sesuai porsinya. Sebagai istri harus mampu menjaga marwah dan kehormatan keluarga. Kita harus mampu menjaga nama baik keluarga. Sebagai istri, kita juga harus mampu menempatkan diri dengan baik.

            Bismillah, memang menikah tak selamanya indah, pasti ada ujian di dalamnya. Tetapi jika diniatkan ibadah, maka kita akan senantiasa bersyukur dan berusaha untuk melewati itu semua dengan baik. Semoga akan menjadi sakinah selamanya. Aamiin.