Top Social

Tampilkan postingan dengan label traveling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label traveling. Tampilkan semua postingan

Staycation di Badjoeri Ethnic Wooden HomeStay Lembang

Kamis, 03 Februari 2022

                 Pekarangan halaman yang asri, penuh dengan bunga-bunga segar yang tumbuh dan tertata rapi. Tatanan bangunan ruang yang didominasi dengan kayu nan etnik. Belum lagi beberapa tatanan hiasan antik artitistik, kian memanjakan mata. Di salah satu bagian sisi jalanan Lembang, semilir udara sejuk dan dingin menyapa kami saat itu.

 

Badjoeri Ethnic Wooden HomeStay Lembang

            Penghujung Desember 2021, aku beserta keluarga kecilku berencana untuk menghabiskan liburan akhir tahun di Tanah Pasundan, Jawa Barat. Salah satu destinasi utama kami yakni mengunjungi Lembang, salah satu daerah wisata yang amat dikenal di Tanah Pasundan, Bandung Jawa Barat. Bagi aku dan suami, mengunjungi suatu tempat di saat liburan panjang akhir tahun adalah merupakan salah satu reward bagi kami, hal ini dikarenakan betapa hecticnya kehidupan kami di Jakarta. Bisa dikatakan, saat weekend pun terkadang suami bekerja hingga sore, bahkan malam hari. Aku yang notabene ‘bekerja dari rumah’, juga tentu saja ikutan hectic dikarenakan harus mempunyai tenaga ekstra untuk menjaga batita dan mengurus rumah tangga dengan beragam printilannya. Oleh karenanya, tak ada salahnya menurutku untuk sesekali berlibur di akhir tahun, sembari merefresh kembali semangat kami.

            Aku diberi kesempatan oleh suami untuk memilih sendiri tempat tinggal yang akan kami tinggali ketika kami berkunjung ke Lembang nantinya. Jujur, aku sama sekali tidak mempunyai gambaran tentang beberapa penginapan di Lembang. Aku memang pernah berkunjung ke sana, tetapi aku tidak sampai menginap, hanya sekedar berwisata, dikarenakan lebih memilih untuk tinggal di rumah salah satu family di Kota Bandung.

            Aku pun memilih untuk mencari beberapa penginapan recommended yang ada di Lembang berdasarkan rating review yang tersedia di google. Dari beberapa tempat, salah satu tempat yang mencuri perhatianku adalah badjoeri etchnic wooden homestay. Dari gambar yang disajikan beberapa bagian dari tempat tersebut sangatlah etnik dan asri. 


Foto : Dokumen Pribadi


         Rasanya asyik juga bisa staycation di tempat tersebut menurutku. Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku memesan penginapan tersebut dengan menggunakan aplikasi agoda. Biaya permalam untuk 1 kamarnya adalah Rp 600.000,- dengan free sarapan pagi. Jika dilihat saat ini, harga di aplikasi agoda hanya di harga Rp 380.000,- - Rp 475.000,- untuk kamar superior double room. Mungkin harga saat liburan penghujung tahun memang sedikit lebih tinggi dari harga biasanya. Adapun lokasi penginapan ini di Jl. Sersan Bajuri No.43, Setia Budi, Lembang, Bandung Jawa Barat.

 

Pemandangan Sekitaran Homestay yang Unik Dan Asri

            Hari itu tanggal 28 Desember 2021, kami tiba di penginapan sekitar pukul 02.00 wib. Suasana udara yang sejuk menyambut kami hari itu. Saat tiba di depan penginapan tersebut, aku agak bingung sebenarnya, karena ramai terlihat orang-orang yang sedang makan siang di café dbadjoeri yang ada di bagian depan penginapan tersebut. Aku memberanikan diri untuk masuk ke café, sementara Ayya (anakku) dan suamiku menunggu di halaman depan.


Halaman Depan HomeStay yang Asri Dipenuhi Bunga


            Tiba-tiba aku dihampiri salah satu Bapak berusia paruh baya, ia menyapaku ramah. Aku mengatakan bahwa aku sudah memesan 1 kamar di sini melalui aplikasi Agoda, atas nama Ayu Wardani. Beliau mengiyakan dan segera menagajakku untuk menuju ke kamar yang telah disewa. Aku pun mengajak serta suamiku beserta Ayya untuk ikut masuk. Ternyata kamar kami berada di lantai 2. Dengan menggunakan tangga kayu kami naik ke lantai atas.

             Penginapan tersebut keseluruhan terbuat dari kayu, tak ada satu pun dinding batu. Saat pertama kali masuk, banyak sekali barang-barang antik tersedia di sana. Ada tanduk kerbau di pajang di salah satu ruang, tanduk rusa yang juga dipajang di sisi ruang lainnya dan ada juga dua ekor musang yang diawetkan digantung di dekat tangga menuju lantai atas, dan masih banyak lagi  barang antik yang diletakkan, cantik dan etnik.

Salah Satu Ruangan di HomeStay Badjoeri Ethnic Wooden HomeStay
Sumber Foto booking.com


            Kami dipersilahkan memasuki salah satu ruangan kamar yang cukup besar ukurannya, dengan satu dipan dan kamar mandi yang berada di dalam kamar (dengan fasilitas pancuran air panas dan dingin). Saat menatap kamar yang diberikan untuk kami, memang sesuai dengan apa yang digambarkan di Agoda. Ada beberapa barang antik yang terdapat di dalam sana. Ada lukisan abstrak, kain ulos Batak yang dijadikan hiasan dinding, mesin jahit tua yang terlipat, beberapa gantungan antik di dekat kaca rias dan tak lupa juga ada jendela berkusen kayu yang dapat dibuka. Ada juga 1 TV tabung yang bisa dinikmati beberapa siaran TV local. Tersedia juga beberapa perlengkapan toiletries, seperti handuk, sabun cair, pasta gigi dan sikat gigi. Di dekat dipan juga terdapat sajadah dan alquran.





 

Kamar Tidur yang Etnik, kental dengan nuansa kayu. 

Suasana malam yang eksotis dan mendamaikan.

            Udara malam membuat kami merasa kedinginan di dalam penginapan, walaupun tidak dilengkapi dengan AC. Jujur, kami tidak memiliki referensi yang cukup untuk  makan malam di mana saat itu. Akhirnya kami memesan makanan di café badjoeri saja. Saat tiba di depan café, petugas menyatakan bahwa sebenarnya café telah tutup, tetapi karena kami adalah tamu homestay, maka tak apa kami dipersilahkan untuk makan malam, tetapi dengan catatan menu yang tersedia hanyalah bakso malang. Kami setuju untuk memesan bakso malang. Rasanya cukup menikmati bakso untuk mengganjal perut kami yang kosong malam itu. Apalagi sore tadi usai hujan, sehingga sangat cocok untuk menikmati bakso malang.



Suasana Malam yang Eksotis

            Oh ya,di café dBajoeri ini juga disediakan menu lainnya, seperti pempek, nasi ayam goreng, siomay dan beberapa menu lainnya yang terbuka untuk umum (masyarakat luar) yang ingin menikmati sajian makan siang hingga malam hari di sekitaran homestay. Hanya saja jika berkunjung di malam hari, café hanya buka hingga pukul 08.00 wib malam saja dan menu yang tersedia hanya bakso malang, berbeda dengan siang hari yang menunya lebih lengkap.


  Baca juga Staycation Penghujung Tahun 2020 di YelloHotel Harmoni Jakarta      

               

Serasa Pulang Ke Rumah Kakek

            Keesokan hari, kami berniat untuk berwisata menikmati suasana Lembang. Sebelum pergi, kami sempat mencoba berfoto di beberapa bagian penginapan. Sangat instagramable menurutku, ada beberapa bagian sisi, yang menurutku seperti mengenang nenekku dahulu yang senang duduk di kursi yang sama dengan yang ada di tempat ini. Nenekku dari pihak Ibu memang asli Pasundan dan aku benar-benar merasakan sedang bernostalgia dengan masa kecilku ketika menginap di sini.



Berpose di Kursi Etnik tepat di Depan Kamar yang Kami Inapi



Kursi Etnik di samping Kamar.



            Pemilik HomeStay ini pun sangat ramah, aku sempat berbincang sebentar dengan pemilik homestay tersebut sebelum kemudian mengakhiri staycation kami di sana. Aku sempat bertanyamengenai beberapa rasa penasaranku tentang tempat ini. Aku penasaran apakah ini sudah lama menjadi homestay atau awalnya adalah rumah pribadi saja? Karena ada beberapa foto keluarga yang cukup banyak dipajang di beberapa sisi. Terdapat juga beberapa benda antik dan beberapa baju adat beserta pelengkapnya, apakah keluarga yang memiliki tempat ini adalah seniman? (penasaran sekali aku, hehe). Untungnya pemilik homestay tersebut dengan senang hati menjawab semua rasa penasaranku.

Salah Satu Sudut HomeStay
Terdapat beberapa foto keluarga dan koleksi baju adat.
       

         “Begini Teteh, ini sebenarnya dahulunya memang rumah pribadi, hanya baru sekitar 4 tahun dijadikan homestay untuk bagian lantai duanya, sementara lantai 1 nya tetap kami tinggali. Menyoal mengenai banyaknya barang antik yang ada di dalam homestay tersebut memang hanya hobi saja mengumpulkan barang antik, sementara untuk beberapa baju adat yang ada, itu dapat digunakan oleh para tamu yang datang sebagai tamu homestay untuk berfoto dan menggunakan baju adat secara gratis,” ujarnya menjelaskan.

            “Oh.. begitu Bu, saya kira, keluarga Ibu adalah keluarga seniman, jadi seringkali mengadakan pertunjukan begitu dengan beberapa baju adat,” ujarku tersenyum tipis sebelum akhirnya mengakhiri perbincangan kami.

            Secara keseluruhan, badjoeri etchnic wooden ini recommended untuk dikunjungi, hanya saja menurutku perlu ditingkatkan lagi segi kebersihan kamarnya, karena ada beberapa sisi yang terlihat berdebu, seperti kipas angin yang agak berdebu, bagian jendelanya juga sedikit berdebu dbagian kayunya. Seharusnya juga tersedia layanan cleaning room untuk tamu yang menginap lebih dari 1 malam, sehingga lebih nyaman lagi digunakan untuk bermalam.


Sarapan Pagi dengan Suasana yang Sejuk dan Nyaman


            Untuk sarapan yang kami terima tentu saja enak dan bersih. Hari pertama kami disuguhi nasi goreng jagung pipil, hari kedua kami disuguhi nasi kuning. Dua menu yang sangat lezat disantap di pagi hari yang dingin. Selain itu, ada juga beberapa kue tradisional yang disediakan, seperti nogosari, bakwan, pisang coklat, ubi goreng dan masih banyak lagi. 

Suasana Pagi yang Sejuk di Sekitaran HomeStay


            Bagi kalian yang ingin ke Lembang bisa mengunjungi homestay ini ya. Sangat recommended, sangat instagramable dikarenakan cukup dekat untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di sekitaran Lembang, seperti Farm House, The Great Asia Africa, Lembang Wonderland, Floating Market dan masih banyak lagi.

 

Nikmatnya Wisata Kuliner Kendari

Kamis, 14 Oktober 2021

                 Kendari memiliki kenangan tersendiri bagi saya. Wilayah Kota Kendari membawa saya pada kenangan yang tak akan saya lupakan. Birunya laut, kapal-kapal yang berbaris, serta wangi pantai, membuat saya terkenang akan kekhasan kotanya. Di kota ini kita bisa menikmati pemandangan dermaga yang elegan berbatasan langsung dengan perbukitan nan hijau.

 

                Akhir Mei 2021, tepatnya tanggal 26, saya bersama keluarga kecil saya mengunjungi Kota Kendari. Kami berencana untuk staycation beberapa malam di sana. Jujur saya penasaran dengan kota ini, saya ingin sekali berkeliling kota ini, terutama untuk mengetahui wisata kulinernya.


Menu yang kami pesan di RM. Kampung Bakau Kendari

                Oh ya, suami saya memang asli Sulawesi Tenggara, tetapi dari Kabupaten Muna Barat, berjarak sekitar 4,5 jam dari Kota Kendari jika ditempuh dengan jalur laut. Namun, suami saya juga lama tinggal di Kendari sebelum akhirnya hijrah ke Jakarta, beliau dahulu lama mengabdi di Universitas Halu Uleo sebagai seorang dosen, khususnya dosen ilmu komunikasi. Oleh karenanya, tak ada salahnya dong, saya meminta pada suami untuk mengajak saya berkeliling-keliling kota Kendari, walau hanya dalam waktu yang singkat.

                Tujuan kami datang ke Kendari saat itu, karena memang ingin mudik ke rumah orang tua di Muna Barat. Melalui traveloka, saya mengurus kepentingan transportasi udara dari Jakarta-Kendari dan memesan dua hotel di Kendari dengan waktu yang berbeda. Satu hotel digunakan untuk bermalam satu malam sebelum berangkat ke Muna, satu hotel lagi digunakan untuk menginap pascakembali dari Muna (karena memang kami memilih jalur transit sebelum kembali ke Jakarta). Saya memesan hotel Zahra untuk penginapan sebelum pergi ke Muna dan hotel Horison Kendari untuk penginapan pasca dari Muna. 


Zahra Hotel Syariah Kendari dan Rumah Makan Kampung Bakau Kendari

                Zahra Hotel Syariah Kendari, merupakan salah satu hotel bintang 3 yang ada di Kota Kendari. Hotel ini berada di dekat dermaga Kendari. Suasana hotel cukup nyaman dan tidak terlalu ramai pengunjung. Mungkin karena waktu itu sedang pandemi covid 19, jadi pengunjung hotel memang menurun. Saat pertama kali check in, kami mendapat kamar di lantai satu. Kamar yang kami dapatkan cukup luas, hanya saja menurut saya untuk udara di dalam kamar agak sedikit pengap, namun its Ok,setelah menyalakan AC udara di dalam kamar menjadi  sedikit segar.

                Usai istirahat sesaat, kami pun berencana untuk wisata kuliner. Kami mengunjungi RM.Kampung Bakau Kota Kendari. Ini adalah kali kedua saya bersama suami mengunjungi Rumah Makan ini. Rumah Makan yang terkenal instagramable di Kota Kendari. RM ini mengusung nama Eco Kuliner Kendari. Menu yang disediakan pun fresh, jadi ketika kita memesan, barulah menu tersebut dimasak, jadi benar-benar hangat dan fresh from the kitchen.

Suasana Sekitaran RM. Kampung Bakau Kota Kendari


                Saat itu saya dan suami memesan ikan bakar putih ukuran sedang, cumi goreng tepung, sambal bawang, sambal mangga, tumis daun pakis, jus mangga dan jus sirsak, serta air mineral. Sembari menunggu makanan tiba, kami sempat mengambil beberapa foto di sana. Pemandangan RM ini sangat indah, karena memang tadinya adalah hutan bakau di pesisir laut Kendari yang disulap menjadi Rumah Makan. Ketika kita menyantap makanan akan terlihat pemandangan hutan bakau, pesisir selat serta kawasan perbukitan, ciamik banget kan!. Tak hanya itu, akan tampak juga Masjid Al Alam yang merupakan masjid di atas selat Kendari (masjid di atas laut, yang merupakan salah satu ikon dari Kota Kendari).

                Untuk view Rumah Makan ini saya beri nilai 9,5, namun untuk rasa makanan saya beri nilai 8. Menurut saya ikan yang saya pesan kurang matang. Ikannya memang segar tapi kurang matang saat dipanggang. Untuk tumis pakis sangat enak, begitupun cumi goreng tepung, hanya saja untuk sambal mangganya biasa saja. Untuk jusnya juga enak. Untuk menu lainnya bisa dicoba yah ketika ke sini, bisa jadi akan lebih nikmat, tapi karena kami cuma makan bertiga tidak meungkin semua menu kami pesan, hehe.

                Masih dalam satu kawasan, di samping RM Kampung Bakau terdapat café Bakau Kendari yang mengusung tema semi permanen. Sepertinya asyik juga pesta taman di Café Bakau Kendari, karena memang disediakan fasilitasnya jika ingin mengadakan pertemuan atau pun acara semi outdoor. Ada juga beragam menu minuman kekinian yang bisa dipesan dan lagi-lagi suasana di sekitar café sangat instagramable. Rasanya kalau ke Kendari wajib mengunjungi kawasan kuliner Kampung Bakau.

 

Wisata Kuliner  Malam Kendari Part 1

Nikmatnya Pisang Epe Kendari Beach

                Usai sholat Isya, saya dan suami beserta anak saya mengunjungi kawasan Kendari Beach. Di kala malam tiba, di kawasan ini berjejer penjaja pisang Epe (makanan khas Makassar). Belum lengkap rasanya menginjakkan kaki di tanah Sulawesi kalau belum mencicipi kekhasan pisang Epe. Harga yang ditawarkan cukup ekonomis. Dengan harga Rp 10.000,- hingga Rp 15.000,- kita sudah bisa mencicipi beragam varian pisang epe, seperti pisang epe original, pisang epe tabur kacang cokelat, pisang epe durian dan masih banyak lagi.

Pisang Epe dan Saraba di Kawasan Kuliner Kendari Beach


                Pisang epe merupakan pisang kepok berukuran besar (di Kendari dikenal dengan pisang manurung setengah masak) yang dijepit sehingga berbentuk gepeng, kemudian dipanggang sampai matang. Setelah itu diberi toping gula merah yang dicairkan kemudian diberi topping sesuai selera, bisa dengan kacang tumbuk keju, kacang tumbuk cokelat serut, atau dengan daging durian. Rasanya sangat nikmat. Selain itu saya juga memesan saraba, minuman khas Makassar, yakni jahe yang digodok dengan air gula merah  (di daerah lain juga sebenarnya ada, hanya saja di Kendari dikenal dengan nama Saraba), kedua menu tersebut cukup membuat malam saya menjadi hangat.

 

Perjalanan Ke Pulau Muna

                Keesokan harinya saya bersama keluarga bertolak ke Pulau Muna menaiki kapal cepat. Kami bertolak dari dermaga pukul 08.00 WITA. Setelah setengah perjalanan, kapal kami diterjang ombak yang sangat kuat, saya tentunya merasa takut dan was-was. Saat itu kami diayun dengan sangat kencang oleh mbak laut, air laut sudah naik hingga jendela kapal, padahal kami berada di dek kapal kedua. Namun akhirnya saya berusaha pasrah, karena mau bagaimana lagi, toh kami saat itu sudah berada di tengah laut. Sekitar setengah jam ombak besar pun berlalu, alhamdulillah saya pun lega.

                Kami tiba di Kabupaten Muna sekitar pukul 12.00 WITA, kami bermalam 4 malam di rumah Ibu mertua dan kembali lagi ke Kendari pada tanggal 1 Juni 2021.

 

Wisata Kuliner Kendari Part 2

Bakso Senayan Kota Kendari

                Tiba di Kendari, saya bersama suami sudah menyusun beberapa rencana untuk berkunjung ke mana saja saat di Kendari. Kami memiliki waktu dua hari untuk stay di Kendari. Setelah check in di Hotel Horison Kendari, kami pun berencana untuk makan siang di Bakso Senayan di Jalan Wua-Wua Kendari, tak jauh dari Hotel Horison. Dengan menggunakan angkot, kami bertiga menuju bakso Senayan. Kata suami di zamannya, bakso ini amat legendaris (saat itu suami sudah mulai mengajar pada tahun 2003 di Universitas Halu Uleo Kendari). Saya pun mengikuti saran suami untuk mencicipi bakso Senayan Kendari.

Bakso Senayan 


                Sebagai pecinta bakso, menurut saya bakso ini enak, hanya saja ada beberapa varian bakso yang menurut saya rasanya seperti pempek. Bisa jadi di Kota Kendari sudah biasa mencampurkan antara bakso sapi dan bakso ikan di dalam satu mangkok. Kemudian disediakan juga lontong yang bisa dimakan beserta hidangan bakso. Menurut saya cukup recommended, cuma menurut saya kurang pas mencampurkan bakso daging sapi dan bakso ikan dalam satu mangkok sekaligus. Tapi untuk rasa lumayan enak. Oh iya,kebetulan anak saya waktu itu memesan menu nasi goreng. Nasi gorengnya enak, recommended, rasanya pas di lidah saya. Di bakso Senayan ada juga menu ayam goreng dan ayam bakar bagi kalian yang kurang menyukai bakso.


Warung Pojok 99 (Nasi Kuning Ketan dan Sup Ubi).

                Ada lagi satu kuliner khas yang ada di Kendari yang direkomendasikan oleh suamiku di Kota Kendari. Nasi Kuning Ketan di warung Pojok 99. Nah di nasi kuning ketan ini menurut saya menu paling recommended untuk kuliner di Kendari. Saya sangat suka bumbu ayam bumbunya, seperti ayam kuah kental yang dikeringkan gitu tapi bumbunya khas, rasanya enak sekali, saya saja rasanya ingin kepo dengan resepnya, tapi toh tidak berani, karena tidak mungkin dikasih kan ya bumbu rahasianya, hehhehe.

                Kalau suami saya memesan nasi ketan serundeng atau dikenal dengan songkolo di Kendari dengan lauk ikan tuna yang dibumbui sama seperti bumbu ayam. Oh iya satu lagi, sambal yang dibuat pun sangat enak.Wah rasanya saya ingin kembali saat ini juga untuk makan di sana lagi saking enaknya. Harga yang ditawarkan pun ekonomis, pokoknya wajib ke sini yah kalau kalian ke Kendari. Dengan harga kaki lima, tapi menurut saya ini seperti menu hotel kelas atas, karena sangat lezat. Lokasi warung pojok ini di kawasan Mandonga, Kota Kendari. 



                Oh ya, di samping Warung Pojok 99 ini juga terdapat gerobak gorengan yang menurut saya sangat enak. Ada beragam gorengan, namun ada varian roti goreng isi kentang, wortel dan bihun yang sangat enak dan lembut. Tak ada yang menjual gorengan seenak ini menurutku selama ini (hehehe). Walau makanan kaki lima, tapi baik penjual dan penyajiannya pun amat bersih, wajib diacungi jempol.

 

RM Baruga (Palu Basa Khas Makassar)

                Malam terakhir, kami mencicipi Palu Basa (masakan khas Makassar di Kota Kendari). Palu Basa adalah menu makanan yang terbuat dari daging sapi yang kemudian disajikan dengan kuah bumbu khas yang berwarna agak hitam kecoklatan. Rasa palu basa hampir mirip dengan coto Makassar kalau menurutku. 

    Saat saya memesan, ditanya oleh pemilik RM Baruga, "mau diberi telur atau tidak?", saya pun mengiyakan, hanya saja saat tiba di meja makan saya, saya terkejut, ternyata palu basa yang mendidih diberi ceplokan kuning telur mentah di kuahnya (awalnya saya mengira telur rebus bulat gitu, hahaha). Tapi ketika dimakan rasanya nikmat, baru kali ini saya makan telur yang seperti setengah matang di dalam kuah daging. Bagi yang berkunjung ke Kota Kendari, boleh mampir ke RM Baruga yang terletak di kawasan Jalan Wua-Wua Kota Kendari dekat Pasar Buah.

Palu Basa Telur


 Aneka Santapan Nikmat di Café Santan Hotel Horison Kendari.

     Awalnya saya underestimated dengan café Santan dari namanya, menurut saya kurang eyecatching, hehe. Tapi setelah bermalam dua hari di hotel ini, menu-menu yang ditawarkan untuk sarapan bagi tamu hotel sangatlah nikmat. 

Palu Butung dan Cake

aneka kue @cafesantan Hotel Horison Kendari

Sop Herbal : campuran beragam jamur, jahe, dll.


    Saya masih ingat segarnya palu butung (semacam kolak pisang berwarna pink), segarnya sup herbal, ayam fillet saos lemon, cumi tepung saos special, nasi goreng seafood, aneka pudding dan masih banyak lagi. Saya sangat merekomendasi kalian jika berkunjung ke Kendari untuk menikmati hidangan di Café Santan ini.


Demikianlah perjalanan wisata kuliner saya bersama keluarga di Kendari. Semoga kami bisa berkunjung lagi di lain waktu, karena masih banyak lagi wisata kuliner yang harus dieksplore di kota ini.


 

               

               

 

 

Bersepeda ke Kawasan Sudirman Jakarta

Kamis, 16 September 2021

             Bersepeda sudah menjadi trend baru di masa pandemi. Adanya slogan ‘jaga imun dan iman’ menjadikan trend olah raga sepeda menjadi digandrungi. Bersepeda dipercaya dapat menjadikan imun kita menjadi meningkat. Selain bisa  menyehatkan fisik, bersepeda bersama dapat membuat kita menjadi bahagia.

 

Bersepeda, Salah Satu Olahraga yang Tepat Menjadi Pilihan.

            Banyak teman-temanku yang bertanya, “Memangnya kamu kuat bersepeda? Kamu kan pernah patah tulang kaki?.” Ya sebenarnya aku sendiri tadinya ragu untuk bersepeda, tetapi semenjak aku kontrol kesehatan tulangku di dokter Orthopedi pascalebaran tahun ini, justru aku wajib rajin olahraga sepeda untuk menjaga kesehatan tulang. Ibaratnya kata Dokter, kaki harus sering digerakkan agar tidak kaku, tapi jangan berolahraga dengan membebankan bobot tubuh pada kaki. Kalau memilih olahraga jalan santai, justru itu salah, dikarenakan beban tubuh terpaku di bagian kaki, sementara kaki yang pernah mengalami patah tulang sudah tak kuat lagi seperti sedia kala. Maka olahraga yang tepat adalah dengan rajin bersepeda. Jika tulang kaki dibiarkan saja, jarang digerakkan, maka akan kaku dan menyebabkan sakit. Bisa jadi kaki tak bisa jalan kembali dikarenakan adanya aus pada tulang rawan yang disebabkan salah satunya adalah adanya cidera tulang atau cidera sendi (osteoarthritis).


Baca juga  Staycation di YelloHotel Harmony, Jakarta


Bersepeda Bukan Hanya Sekedar Mengikuti Trend

            Niat bersepeda tentunya bukanlah sekedar mengikuti trend, lebih kepada ingin menjaga kesehatan. Jika niat kita hanya mengikuti trend, maka kita akan malas berolah raga sepeda, hanya sekedar ikut-ikutan saja, usai trend, ya sudah, usailah semangat kita.

            Tentunya pemilihan sepeda yang nyaman dapat menjadikan olahraga bersepeda kita menjadi nyaman juga. Pilihlah sepeda sesuai dengan budget yang kita miliki. Pilih juga merk yang sudah teruji kualitasnya, selain itu track record perusahaan tempat sepeda tersebut diproduksi juga harus diperhatikan. Hal ini untuk mencegah kita dari banyaknya oknum yang seringkali menjual sepeda tidak original ataupun menjual sepeda dengan cara tak jujur. Alangkah baiknya juga membeli sepeda di tempat yang memiliki garansi resmi, sehingga jika terjadi kerusakan atau permasalahan terkait sepeda dapat segera melakukan komplain.

            Oh ya, aku membeli sepeda lipat tipe Nigma merk United. Hal ini didasari karena perusahaan United merupakan perusahaan produsen lokal yang sudah melakukan ekspor sepeda ke luar negeri. Selain itu, merk united juga sudah tidak diragukan lagi di kalangan pecinta sepeda. Kenyamanan sepeda sangat terasa saat dipakai, selain itu, mode desain sepeda yang dikeluarkan united sangatlah modis dan berkarakter, kekinian bangetlah pokoknya.

Berfoto di Depan Davinci PentHouse Kawasan Sudirman


            Sepeda lipat nigma united tersebut aku beli di distributor resmi united di Toko Sepeda 3 Saudara Kedoya, Jakarta Barat. Pilihanku jatuh pada toko ini, dikarenakan pemilik Toko Sepeda tersebut amat ramah saat ditanya seputar sepeda. Di toko ini menjual beragam jenis merk sepeda, seperti genio, pacific, revel, united dan masih banyak lagi. Koh YungYung selaku pemilik toko sepeda sangat ramah menjelaskan tentang kekurangan dan kelebihan sepeda berbagai merk yang ia jual, sehingga saya jatuh hati pada sepeda united nigma goldblack. Nah untuk kalian yang mau beli sepeda, saya sangat merekomendasikan toko ini ya. Bisa dilihat alamatnya di googlemap loh.

 

Bersepeda Santai Bersama Teman di Minggu Pagi

            Pada hari Minggu lalu, tanggal 9 September 2021 aku bersama teman-temanku (Mbk Whidya dan Mbak Fatimah) pergi bersepeda santai ke arah Sudirman, Jakarta Pusat. Kami start dari rumah sekitar jam tujuh pagi. Kami bertolak dari Palmerah, Jakarta Barat menuju ke arah Bendungan Ilir melalui arah Petamburan, kemudian belok ke arah kanan. Tiba di Bendungan Ilir, kami mampir sebentar di Bopet Mini (RM. PADANG). Di sana sudah mengantri beberapa orang membeli sarapan pagi. Bopet Mini terletak di samping RM. Padang SEDERHANA, tetapi antrian Bopet Mini terlihat lebih panjang dan ramai dibandingkan RM. Padang Sederhana.

Sepeda berposebersama Patung Jend.Soedirman
di Kawasan Sudirman, Jakpus


            Di RM Bopet Mini tersedia beragam menu sarapan pagi, seperti lupis Padang, bubur kampiun, lontong sayur, sala lauk, sate Padang dan masih banyak lagi yang lainnya. Aku memesan lupis Padang dan Bubur Kampiun saja,sementara dua orang temanku juga memesan menu yang sama ditambah lontong Padang. Mereka berdua membawa tas tambahan untuk meletakkan makanan. Sementara aku hanya membawa tas HP kecil saja, alhasil, lupis dan bubur kampiun yang aku pesan digantung di sepeda menggunakan plastik. Walau terlihat kurang keren, tapi yasudahlah, haha (Lain kali, jika ingin bersepeda agar membawa tas tambahan ya, baik ransel atau pun tas lainnya, kali-kali mau memberli jajanan saat bersepeda, wkwk).

 

Ramainya RM.Bopet Mini Bendungan Ilir;
sudah beroperasi sejak tahun 1982 dan tidak buka cabang

Tiba di Jalan Sudirman

            Kawasan Sudirman merupakan kawasan pusat bisnis di Jakarta (SCBD). Pada hari Minggu sebelum PPKM tiba, kawasan ini digunakan sebagai sarana tempat berolahraga (car free day).

Wefie di depan Davinci PentHouse Sudirman
Tengah (Mbk Whidya), Kanan (Mbak Fatimah), aku (paling kicik, hehe)


            Sejak PPKM diturunkan levelnya, kawasan ini sudah bisa digunakan kembali sebagai kawasan olahraga santai. Banyak sekali pemandangan-pemandangan menarik di kawasan ini. Terkesan mewah dan artistik kawasan Sudirman, terlebih udara masih segar jika berolah raga di sekitaran kawasan ini di pagi hari. Ada beragam bunga hias ditanam,menabah kecantikan kawasan Sudirman, ada juga beberapa bangunan unik yang membuat kawasan ini tambah menarik.

Tanaman Unik di Kawasan Sudirman
Buahnya Menempel di Batang Pohon dan Berwarna Cantik


            Banyak spot foto menarik di kawasan ini. Bukan hanya kami bertiga yang berfoto dan bersepeda, tetapi masih banyak juga yang lainnya. Ada juga yang jogging dan jalan santai. Bagi kalian yang mengunjungi Jakarta di suatu waktu nanti, jangan lupa untuk berolahraga pagi di kawasan ini ya! Very recommended.

Salah satu gedung di Kawasan Sudirman


 

Trip Kembali Menuju Ke Rumah

            Usai dari Sudirman, kami melewati area Thamrin City dekat Bundaran HI, kemudian menyusuri Kantor Pajak Tanah Abang dan menuju kawasan Slipi. Kemudian kami kembali ke Kemanggisan dan menuju ke rumah di Jalan Palmerah. Jika ditotal, kami bersepeda hari Minggu lalu sekitar 3 jam. 

Paling recommended
Bubur Kampiun Bopet Mini Benhil (Bendungan Ilir)


    Saat pulang, aku mencicipi bubur kampiun dan lupis Padang Bopet Mini, hmmm rasanya yummy, apalagi bubur kampiunnya, very recommended!. Buat teman-teman sekalian, jangan lupa olahraga ya dan jangan lupa bahagia. Semangat!

 

 

 

 

Kenangan Akan Lebong

Rabu, 08 September 2021

Lebong, mengingatkanku akan hamparan sawah nan hijau. 

Lebong ,mengingatkanku akan bukit-bukit berbaris di setiap sudutnya. 

Lebong, mengingatkanku akan sejuknya udara di sekitaran sungai.

Lebong, tempatku berkisah, empat tahun yang lalu.


Halo semua... apa kabar? Bagaimana kabar kalian? Semoga tetap bersemangat ya.. Nah, untuk menambah semangat dalam rutinitas kita semua, tak ada salahnya kita rehat sejenak, sambil aku ajak jalan-jalan melihat beberapa keindahan kabupaten Lebong yang ada di Provinsi Bengkulu. Siapa yang sudah pernah ke sana? Wah,,, kalau ingat Lebong, kalian paling ingat apa? Kalau aku jujur saja sih, aku ingat Lebong, ingat sebuah desa yang nyaman dengan bentangan sawah yang begitu menghijau di sisi-sisi jalan rayanya.

                Ya, memang benar, Lebong merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lumbung padi terbesar di Provinsi Bengkulu. Jika kalian berkunjung ke daerah ini sekitar bulan Maret, nah kalian akan dimanjakan dengan hamparan padi yang amat hijau yang terbentang hampir di seluruh bagian kabupaten ini. Sungguh memanjakan mata tentunya, pemandangan yang amat jarang kita temukan di perkotaan.

 Takdir membawaku ke daerah Lebong.

                Siapa sangka, takdir membawaku ke daerah ini, daerah yang sama sekali belum pernah aku kunjungi sebelumnya. Saat itu (tahun 2017), SK mengajarku di Universitas Terbuka (UT) Bengkulu, menempatkan namaku untuk menjadi tutor di daerah Lebong (salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu). Tentu saja aku agak sedikit kaget, karena jujur saja aku belum pernah ke sana.

                Awalnya aku mengira, kawasan Lebong adalah kawasan yang amat dingin, sehingga persiapan menginap di Lebong cukup aku persiapkan selengkap mungkin. Hal yang paling tidak mau aku tinggalkan adalah membawa jaket tebal serta balsem vicks (obat andalan selain decolgen, karena aku alergi dingin, hee. Karena alergi dingin, aku bisa saja terkena flu akut dan bisa meriang kalau udara dingin. Kalau sudah begitu, tentu aku tidak bisa mengajar dengan baik keesokan harinya (hari Sabtu dan Minggu).  Namun, ternyata aku salah mengira, karena udara di daerah Lebong, khususnya di kecamatan Amen dan Lebong Atas tempatku bertugas tidaklah dingin. Suhunya cukup bersahabat dengan kondisi fisikku (alhamdulillah).

                Berdasarkan SK yang tertera di UT, maka setiap pengajar Universitas Terbuka wajib mengadakan pertemuan tatap muka mengajar selama 8 kali pertemuan berturut-turut selama 8 minggu.  Oleh karenanya aku harus bolak balik Kota Bengkulu – Lebong selama dua bulan tentunya (tetapi hanya dua kali seminggu, total 8 hari mengajar) di setiap weekend-nya. Karena ini adalah pengalaman mengajarku yang paling jauh, maka aku mencoba untuk memberanikan diri saja mengatakan ‘ya’ saat mendapatkan tawaran kerja di Lebong oleh pihak UT. Awalnya memang aku mengajukan diri sebagai pengajar UT, tetapi saat pembagian mata kuliah, aku belum dipanggil. Saat aku konfirmasi kepihak UT langsung di kampusnya, aku langsung diminta mengajar di Lebong, jika aku bersedia, maka aku akan langsung dibuatkan SK saat itu juga.

          Jujur aku agak terkejut saat itu, tapi daripada aku tak dapat kursi untuk mengajar UT, ya sudahlah aku terima saja keputusan UT untuk bertugas di Lebong. Bismillah, tanpa pamit terlebih dahulu pada orang tua (karena waktu itu belum menikah), aku meyakinkan diri untuk pergi bertugas keLebong keesokan harinya. Alhamdulillah, saat sudah mendapatkan SK, aku kembali ke rumah dan berpamitan pada orang tua dan syukurnya kedua orang tuaku mendukung penuh. Malah aku akan diantar ke sana keesokan harinya.

 

Perjalanan Awal Menuju Lebong

                Pada saat awal mengunjungi Lebong, aku diantar oleh keluargaku, kami melewati jalur Bengkulu Utara dari Kota Bengkulu. Jarak tempuh yang kami lewati adalah sekitar 4 jam perjalanan darat. Sebenarnya, jika ingin ke Lebong bisa ditempuh melewati jalur Bengkulu-Curup (Rejang Lebong)-kemudian berakhir di Lebong, namun perjalanan akan lebih lama, sehingga kami memilih melewati jalan lintas Argamakmur (kabupaten Bengkulu Utara). Perjalanan cukup lancar, namun agak sedikit terkendala dengan jalanan yang berbatu di kawasan perbatasan Argamakmur-Lebong, tepatnya di daerah Bukit Resam.

                Kami tiba di Lebong sekitar pukul 12.00 WIB, saat itu aku berencana akan menginap di salah satu rumah rekanku sesama pengajar UT di Lebong. Tempat tinggalku saat itu adalah di Dusun Muara Aman, Kecamatan Amen. Kawasan ini adalah kawasan yang dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Lebong dan juga dekat dengan pusat perekonomian masyarakat Lebong (pasar Muara Aman).

                Selepas beristirahat sejenak, aku pun bergegas ke lokasi mengajar di SMAN 1 Lebong Atas. Walaupun lokasi mengajarnya di SMA, tetapi yang aku ajar adalah para mahasiswa UT. Jam belajarnya pun dimulai seusai jam SMA usai. Untuk SMA tempatku mengajar cukup rapi dan bersih, ditambah lagi ada hal yang unik, di mana sekolah tersebut berbatasan langsung dengan hamparan sawah yang amat luas. Beruntung sekali aku saat itu, karena saat aku mengajar padi sedang hijau-hijaunya di samping dan depan kelas. Sungguh memanjakan mata.

Suasana Di Depan Kelas saat Mengajar.
Hamparan sawah nan luas dan kawasanBukit yang Indah.
Photo by Me
               

Tak Sekedar Mengajar

                Tentunya kehadiranku di Lebong tidak serta merta aku gunakan untuk mengajar saja. Kebetulan, pada saat mengajar UT di Lebong, temanku yang sedang berkuliah di Yogya kebetulan baru saja diwisuda dan sedang berlibur di rumahnya di Lebong.

          Wah, tentunya ini kesempatan bagiku. Aku meminta tolong kepadanya untuk menemaniku berjalan-jalan selama aku berada di Lebong. Karena memang kami sudah akrab sejak lama,  maka perjalananku selama di Lebong tambah mengasyikkan. Dengan menggunakan sepeda motor, kami pun berkeliling kabupaten Lebong, mengunjungi beberapa objek wisata yang ada di sana. 

                Berikut adalah beberapa objek wisata yang sempat aku kunjungi ketika berada di Lebong.

 1.       Masjid Agung Sultan Abdullah.


Sumber Foto 
kaskus.co.id



Aku Berfoto di Depan Masjid Agung Sultan Abdullah

Taken by My Friend


          Berada di jalan lintas Argamakmur dan Lebong, masjid ini memiliki bangunan yang megah dan indah. Selain itu, masjid ini juga dikelilingi oleh pemandangan bukit barisan yang mengelilingi kabupan Lebong. Letaknya juga tepat berada di sebelah kantor DPRD Kabupaten Lebong.


2. Danau Picung.

          Lokasi danau Picung tidak jauh dari lokasi Masjid Agung Sultan Abdullah, namun lokasinya tidak berada langsung di pinggir jalan raya lintas Argamakmur-Lebong, namun agak masuk gang sedikit ke dalam atau bisa dibilang berada tidak jauh di belakang Masjid AGUNG Sultan Abdullah. Danau Picung merupakan danau buatan yang telah ada sejak zaman penjajahan Kolonial Belanda. Danau buatan ini dibuat sebagai sumber air untuk memutar kincir pengolahan emas di tambang emas di daerah Lebong Tambang.

Danau Picung di Pagi Hari
Sumber Gambar Kaskus.co.id

          Danau Picung menyimpan banyak sejarah tentang daerah Lebong yang memiliki banyak kekayaan alam terutama emas. Pada masa revolusi, wilayah ini berkontribusi dalam pembangunan Monumen Nasional (Monas) di DKI Jakarta. Pada puncak Monas terdapat emas, menurut sejarah sebagian emas tersebut berasal dari daerah Lebong (sumberlebongkab.go.id).

Kawasan Danau Picung
sumber gambar wisato.id


          Ketika tiba di danau ini, maka kita akan dimanjakan oleh pemandangan danau nan alami. Danau yang berukuran cukup luas ini memliki pesona yang amat indah, selain dapat digunakan sebagai wisata keluarga, danau ini juga dapat dijadikan lokasi outbond oleh para pengunjung.

          Saat kami (aku dan temanku) berada di danau Picung, kami duduk di bawah pohon sambil menikmati jeruk Lebong yang dibawa oleh temanku. Daerah Lebong juga terkenal sebagai penghasil jeruk yang khas. Jeruk Lebong memiliki rasa yang segar dengan bulir jeruk yang cukup besar. Ukuran buah jeruknya juga sedikit besar dibandingkan dengan jeruk medan.


3.    Wisata Air Putih Lebong.

Nah, bagi yang sudah berkunjung ke Lebong, belum lengkap rasanya kalau belum mengunjungi wisata Air Putih. Sebenarnya apa sih wisata Air Putih ini?? Nah, wisata air putih merupakan wisata air sungai yang memiliki air yang amat jernih. Selain itu, di beberapa titik terdapat air panas alami, yang menyatu dengan air dingin nan jernih. Sungguh merupakan kuasa Tuhan ya, walaupun berbatasan langsung, namun kondisi air tetap stabil. Di mana titik tempat air panas tetaplah panas mendidih, sementara tepat disamping aliran sungai mendidih terdapat titik air dingin yang berada agak di tengah sungai.

jernihnya air sungai Air Putih
sumber gambar http://daftar-info-wisata.blogspot.com/


          Jika berkunjung ke sini, janga lupa membawa telur mentah untuk direbus ya!, karena kalian akan merasakan sensasi merebus telur secara alami di dalam sungai. Selain itu, kita juga menikmati dinginnya air jernih sungai Air Putih yang alami. Pemandangan hijau di sekitar sungai pun menambah cantiknya pemandangan.

 

4.   Danau Tes Lebong.

Danau Tes merupakan kawasan danau yang tidak kalah indahnya. Jika beruntung, maka akan ada fasilias perahu yang dapat digunakan pengunjung wisata untuk berkeliling sekitaran danau. Namun sayangnya, saat aku berkunjung ke sana, perahu tersebut sedang tidak dioperasikan. Kawasan danau tes yang masih alami, sangat baik digunakan sebagai tempat kumpul bersama sahabat dan keluarga. Apalagi jika ditambah dengan bekal piknik yang dibawa bersama. Bisa dibayangkan kan, makan bersama di pinggir danau sambil bercanda ria. 

Pemandangan asri Danau Tes Lebong
Sumber Gambar lebongkab.go.id

          Saat mengunjungi danau Tes, aku ditemani dengan mahasiswa-mahasiswaku di UT Lebong. Sebagai perpisahan karena sudah pertemuan terakhir, maka aku mengajak mereka makan siang bersama di pinggir danau. Tentunya sangat seru sekali waktu itu, karena kami makan siang bersama dengan pemandangan danau yang luas. Udara di sekitar danau pun sejuk, karena banyak sekali pohon rimbun. Wangi udara dedaunan berbaur dengan bau tanah yang agak basah, membuat selera makan menjadi meningkat. Belum lagi udara di sekitar danau yang amat segar, menambah suasana keakraban antara aku dan mahasiswa ilmu komunikasi UT Lebong.

 

Nah, itulah beberapa objek wisata yang sempat aku kunjungi saat bertugas di Lebong. Kabupaten yang terkenal dengan salah satu tempat penghasil emas di Provinsi Bengkulu ini patut dijadikan destinasi wisata kalian loh! Sebenarnya masih banyak lagi destinasi wisata di Kabupaten ini, dua di antaanya adalah Goa Kaca Mata dan rafting di Sungai Arus Ketahun.