Top Social

Nikmatnya Kopi Arabika Gading Cempaka, Varian Kopi Premium dari Bengkulu

Minggu, 26 Januari 2020

Ada rasa bangga tersendiri, ketika menghirup secangkir kopi Arabika sore itu. Betapa tidak, kopi yang sedang diminum merupakan kopi asli dari daerah Bengkulu, kopi Gading Cempaka namanya.
            Menghirup aroma khas kopi Arabika, serasa menghirup aroma kebun kopi yang khas, yang tentunya seringkali tercium ketika pulang ke kampung halaman Bapak, yang berada di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Terbayang ketika kecil, seringkali diajak Bibi (Adik Kandung Bapak) bermain di kebun kopi saat liburan sekolah. Beronang (semacam tas anyam keranjang) yang mana talinya diletakkan di kepala tidak lupa dibawa. Beronang  itulah tempat meletakkan biji-biji kopi yang telah matang. Sungguh bahagia rasanya, bisa ikut memanen kopi yang telah matang. belum lagi udara kebun yang amat segar, sungguh membuat suasana menjadi sangat teduh, jauh dari polusi.

            Sudah hampir dua tahun ini saya berdomisili di DKI Jakarta, tepatnya di Jakarta Barat setelah sebelumnya berdomisili di Kota Bengkulu. Setelah menikah, saya mengikuti suami tinggal di kawasan sekitaran Palmerah Jakarta Barat. Dalam satu tahun bisa jadi saya pulang ke Bengkulu dua kali, ada saja urusan keluarga yang membuat saya harus pulang ke kampung halaman.
            Kebetulan salah satu teman dekat suami adalah pecinta kopi. Beliau lama tinggal di luar negeri karena menyelesaikan program master dan doktoral. Beliau lama tinggal di Cekoslovakia bersama istri dan satu orang anaknya. Kesemua dari mereka adalah pecinta kopi. Mengingat sahabat  Abang (panggilan saya pada suami) adalah pecinta kopi, maka saya bermaksud untuk mengenalkan kopi asli Bengkulu pada sahabat Abang tersebut. Kebetulan sekali, sebelumnya saya pernah dikenalkan dengan salah satu produk kopi Gading Cempaka dalam salah satu pelatihan blogger  yang diadakan Blogger Bengkulu, yakni kopi Robusta. Saat itu, saya secara beruntung mendapatkan produk tersebut gratis untuk kemudian direview. Dari packaging –nya saja sudah menarik, nah tentunya kualitas premium yang tertulis dalam bungkus kopi tersebut bukanlah main-main, karena ketika diseduh kopi robusta tersebut amatlah nikmat. Aromanya berbeda dengan kopi kebanyakan, sangat khas dan tidak memiliki ampas  saat diseduh.
            Aroma seduhan robusta yang amat khas tersebut, membuat saya kemudian penasaran untuk mencicipi varian lain dari produk kopi gading cempaka, yakni kopi Arabika. Dengan menggunakan fasilitas WA, saya pun memesan kopi tersebut untuk dijadikan oleh-oleh saat itu. Saya paham betul, pasti kopi Arabikanya tidak kalah nikmat. Saya saat itu, memesan beberapa bungkus kopi Arabika, satunya untuk saya seduh sendiri, beberapa lainnya untuk dibagikan pada sahabat abang tersebut. Dan ternyata memang benar, kopi Arabikanya sangat nikmat, saat itu udara Jakarta sedang dingin-dinginnya karena curah hujan yang cukup tinggi, sangat pas rasanya santai sore dengan menyeruput hangatnya kopi Arabika.

Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com

            Sebagai pecinta kopi, sahabat Abang juga memberikan testimoni yang positif pada kopi Arabika Gading Cempaka. Bahkan beliau tertarik untuk suatu waktu mengunjungi Bengkulu untuk menikmati langsung kopi Bengkulu di daerah asalnya. Sungguh merupakan hal yang positif tentunya. Mengingat Bengkulu memang merupakan urutan ketiga provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia.
                                                                     *****
            Sebelum mengetahui lebih jauh tentang bagaimana kemudian secangkir kopi Arabika produksi Kopi Gading Cempaka dapat senikmat dan sekhas itu, maka ada baiknya juga diketahui tentang sejarah kopi kemudian hadir di Indonesia.
            Kopi bukanlah komoditi asli dari Indonesia. Ada sejarah panjang di balik hadirnya kopi di Indonesia. Bibit kopi pertama kali hadir di Indonesia dibawa oleh Gubernur Belanda di Malabar, India, yakni berjenis Arabika yang berasal dari Yaman. Bibit kopi tersebut dikirim kepada Gubernur Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1696. Tetapi sayangnya bibit kopi tersebut gagal tumbuh akibat terjadinya banjir di Batavia.
Sumber Gambar www.kopigadingcempaka.com

            Berselang beberapa masa, tepatnya pada tahun 1711, kopi berhasil dibudidayakan di Jawa hingga akhirnya mampu diekspor ke Eropa melalui perusahaan Belanda (VOC; Verininging Oogst Indies Company). Dalam kurun waktu 10 tahun, kopi di Batavia terus berkembang pesat dan berhasil mendatangkan keuntungan yang besar bagi Belanda.   Sukses di Batavia, Belanda kemudian meluaskan budidaya kopi ke seluruhan wilayah Indonesia, seperti di daerah Preanger (salah satu daerah di Jawa Barat), Sumatera Utara, Aceh, Bali, Sulawesi, hingga Papua.
Pascakemerdekaan tahun 1945, bekas-bekas perkebunan kopi milik Belanda kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah. Indonesia secara berdaulat memiliki kendali penuh untuk menghasilkan dan mengekspor kopi ke beberapa negara di dunia.

Filosofi nama Kopi Gading Cempaka
Berbicara tentang suatu produk, pasti ada filosofi di balik nama produk tersebut. Singkat cerita nama Gading Cempaka diambil dari nama Putri Bungsu Ratu Agung (Putri salah satu Raja Bengkulu) yang terkenal akan kecantikan dan kecerdasannya.
Putri Gading Cempaka dipercaya sebagai leluhur dari kerajaan-kerajaan yang sempat muncul pasca Kerajaan Sungai Serut 'hancur'. Sehingga Putri Gading Cempaka dipercaya sebagai sosok yang memiliki aura kedamaian, penuh kasih, dan bijaksana.

Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com

Petani sekaligus 'toke' kopi di Desa Aur Gading (daerah penghasil Kopi ‘Gading Cempaka’, yang terletak di Kabupaten Bengkulu Utara) percaya, bahwa bahwa Putri Gading Cempaka adalah titisan 'malaikat' dan sumber kesuburan di tanah Aur Gading, kemudian dia mengembangkan usahanya dengan membuat kopi bubuk yang dijual pada para pedagang yang melintas di perkampungan menuju kota Curup (wilayah yang berjarah sekitar 2,5 jam dari Kota Bengkulu). Aur Gading dahulu kala merupakan jalur perdagangan alternatif menuju kota Curup.
        Bukan hanya dijual untuk pedagang yang melintas perkampungan saja, pada perkembangannya juga dijual di pasar-pasar rakyat. Bahkan penjajah Belanda yang hidup di sana menyukai racikan kopi bubuk karyanya. Berdasarkan penuturannya, kopi bubuk itu kemudian  diberi nama Kopi Gading Cempaka. Kopi yang membuat para penjajah ketagihan. Nikmatnya tergambar melalui kecantikan sosok putri bungsu titisan Majapahit anak dari Ratu Agung.
Pada saat masa kolonial, penjajah menyebut 'Kopi Gading Cempaka' sebagai kopi candu. Karena dengan meminum kopi ini dapat mematahkan halusinasi menjadi kegirangan dan sumber kekuatan serta kebahagiaan.
Bukan hanya penjajah, pedagang juga merasakan kecanduan pada kopi ini. Kopi hasil perkebunan rakyat Aur Gading. Dekatnya Aur Gading dan Curup melahirkan karakter kopi yang tidak jauh berbeda. Para 'toke' banyak yang datang dari Curup untuk membeli hasil pertanian tiap musim atau sebaliknya petani sendiri yang menjual ke daerah Curup.


Kopi Arabika Gading Cempaka, Salah Satu Produk Kopi Premium dari Bengkulu.
Berdasarkan cirinya kopi Arabika memiliki ciri khas tersendiri. Secara umum kopi arabika memiliki biji yang lebih besar, rasa yang lebih asam, serta warna seduhan yang tidak terlalu pekat. Kopi arabika lebih memiliki cita rasa yang unik dan cenderung lebih banyak diminati oleh pecinta kopi. Jenis kopi arabika juga biasanya dijual dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan kopi robusta.

Kopi Arabika Gading Cempaka
Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com

Kopi Arabika Gading Cempaka diproduksi oleh CV. Kemal Cempaka Mulia (KCM) di Kota Bengkulu dengan bahan kopi asli Aur Gading Bengkulu Utara (Single Original) dan Sindang Dataran Curup, Rejang Lebong, Bengkulu.    Kopi Gading Cempaka varian Arabika ini memang sangat nikmat. Kopinya tidak berampas seperti kopi kebanyakan, aromanya juga wangi, sulit sekali untuk melupakan kenikmatan kopi ini. Wajar saja jika kopi ini amat nikmat, hal ini dikarenakan proses produksi yang amat panjang dan dilakukan dengan amat profesional. Adapun proses produksi dari kopi ini yaitu :
  • ·        Petik matang (Merah). Kami memetik buah yang benar-benar matang.
  • ·        Proses sortasi tahap pertama. Sortasi tahap pertama ini memastikan bahwa yang kita petik tidak ada cherry yang busuk, selain itu memisahkan dengan cherry-cherry yang masih belum matang namun terpetik saat panen.
  • ·        Dilakukan penjemuran.
  • ·        Kemudian dilakukan mengupasan kulit.
  • ·        Dilakukan sortasi tahap kedua hingga menjadi biji kopi pilihan. Sortasi tahap kedua ini memisahkan biji kopi hitam, rusak karena gilingan, dll hingga bersih.
  • ·        Sebelum dilakukan proses roasting, dilakukan sortasi ketiga. Sortasi ketiga ini untuk memastikan kembali bahwa tidak ada lagi biji hitam atau rusak, karena biasanya masih ada yang tidak terdeteksi hingga perlu sortasi tahap ketiga ini.
  • ·        Pasca roasting dilakukan sortasi kembali  untuk membuang biji kopi yang terlihat pucat atau tidak sama dengan biji-biji lain, kemudian didiamkan selama 12 – 24 jam untuk membuang gas yang terkandung.
  • ·        Proses selanjutnya dilakukan penghalusan (penggilingan).
  • ·        Setelah halus, kopi didiamkan selama 15 – 30 menit untuk menghilangkan gas, kemudian dilakukan pengepakan (dimasukkan pada kemasan).
  • ·        Pendiaman pasca roasting (12-24 jam++) dan penghalusan (15-30 menit++) dimaksudkan untuk menjaga kualitas rasa.

Nah, dari proses yang dilakukan secara detail dan teliti inilah, wajar jika kualitas yang dihasilkan premium dan banyak diminati oleh para penikmat kopi.

Pemasaran Produk
kopi Gading Cempaka varian Arabika
Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com

Kemasan Sachet
Sumber Gambar : www.kopigadingcempaka.com

Kopi Arabika ini dipasarkan dalam kemasan 100 gram, dibanderol dengan harga Rp 30.000,- per bungkusnya. Selain itu juga ada kemasan sachet (berat 25 gram ; isi kemasan kopi premium murni+Gula) dibanderol dengan harga Rp 7.000,-/ sachet.  Harga yang cukup terjangkau untuk kualitas kopi yang premium. Untuk pemesanan sendiri, dapat membeli langsung di website www.kopigadingcempaka.com atau melalui whatsapp di 08117321511 dan juga dapat melalui email di sales@kopigadingcempaka.com.

Kedai Kopi Gading Cempaka (KGC)
sumber gambar www.kopigadingcempaka.com

Selain itu, saat ini kopi Arabika Gading Cempaka juga sudah dapat dinikmati di Kedai Kopi Gading Cempaka, yang baru saja dibuka dibuka pada tanggal 18-19 Januari 2020 di Jalan Batang Hari Kelurahan Nusa Indah Kota Bengkulu. Mengutip dari laman www.kopigadingcempaka.com, pengelola kedai Kopi Gading Cempaka menyatakan bahwa “Bukan hanya minuman kopi yang akan kami jual tapi juga akan menyediakan kopi bubuk ataupun roasted bean bagi masyarakat untuk konsumsi rumahan hingga oleh-oleh,”. Wah, suatu kabar gembira tentunya ya, dapat menikmati kopi Arabika Gading Cempaka langsung di kedai kopinya, rasanya sudah  tidak sabar untuk kembali pulang ke Bengkulu lagi.  


  Sumber tulisan



2 komentar on "Nikmatnya Kopi Arabika Gading Cempaka, Varian Kopi Premium dari Bengkulu"
  1. Halo mbak, oh saya dulu tinggal di jakbar juga mbak, dua setengah tahun kerja di sana dulu...hehehhe. salam kenal ya

    BalasHapus
  2. Menikmati kopi memang menyenangkan, apalagi kalau semisal langsung dari perkebunannya seperti ini weuhehe... Jadi pengen dikirimin satu :D

    BalasHapus