Top Social

Kisah Memoar Bersama Batik Besurek

Minggu, 24 Desember 2017


Motif Batik Besurek Bengkulu 
Sumber Foto : Dokumen Pribadi, 
Foto diambil pada salah satu toko Oleh-Oleh khas Bengkulu, 
Toko Joewada (Jalan Soekarno Hatta, Kota Bengkulu)


Saya memiliki darah Bengkulu dari garis keturunan Ayah. Darah Talo (Suku Serawai Bengkulu) merupakan darah yang mengalir dalam keluarga Ayah. Sementara Ibu saya adalah orang asli Sunda. Jadi, saya adalah ‘Indolokal Blasteran’, di mana istilah ini saya sebut untuk menjelaskan asal-usul garis keturunan saya (SerawaiSunda).
            Kehadiran saya di tanah kelahiran Ayah, tentunya baru berlangsung 18 tahun, karena masa kecil saya banyak saya habiskan di Nusa Tenggara Timur (Kupang dan Rote), di mana tempat kelahiran saya adalah Kupang. Kepindahan saya ke Bengkulu, tentunya membuat saya mengalami banyak kisah-kisah manis. Walaupun terkadang, sebagai anak baru di sekolah, saya merasa sedih juga, karena anak-anak kebanyakan sering mengolok-ngolok saya dengan istilah ‘anak Tim-Tim’. Mereka menjuluki saya seperti itu, dikarenakan pada waktu kepindahan saya tersebut, konflik terpisahnya Timor Timur (Tim-Tim) dari Indonesia baru saja terjadi. Dan mereka menganggap bahwa NTT adalah Tim-Tim. Walau pun begitu, karena saya merupakan anak yang cukup pemberani, saya tidak serta merta menangis atau malu ketika diolok-olok seperti itu, justru saya malah dengan lantang berkata bahwa Tim-Tim bukanlah NTT (walaupun setelah pulang sekolah, terkadang saya sedih juga membayangkan olok-olokan mereka).
            Kepindahan saya ke Bengkulu, tentunya membawa saya menuju hal-hal baru, tidak terkecuali adanya perbedaan beberapa mata pelajaran dengan sekolah sebelumnya. Di sekolah baru tersebut (SDN 52 Kota Bengkulu), saya mendapatkan pelajaran baru untuk mata pelajaran muatan lokal, yakni batik besurek. Sepengetahuan saya waktu itu, batik besurek adalah batik khas Bengkulu. Dan memang benar anggapan saya saat itu bahwa batik ini adalah salah satu warisan budaya terbaik yang dimiliki oleh Bengkulu.


Motif Batik Besurek Bengkulu 
Sumber Foto : Dokumen Pribadi, 
Foto diambil pada salah satu toko Oleh-Oleh khas Bengkulu, 
Toko Joewada (Jalan Soekarno Hatta, Kota Bengkulu)
Dalam proses belajar-mengajar tentang batik besurek di tingkat SD, kami hanya diajarkan untuk menggambar motif-motif kain besurek pada buku gambar kami, kemudian diwarnai sesuai dengan selera kami masing-masing dan setelah itu diberi penilaian.
Lulus dari SD, saya pun mendaftar di salah satu SMP, yakni SMPN 4 Kota Bengkulu. Nah, saat SMP, mata pelajaran kain besurek juga saya dapatkan, tetapi metode ajarnya lebih mendalam, karena selain kami para siswa dimintai untuk menggambarkan motif kain batik besurek di buku gambar kemudian mewarnainya, kami juga diberikan pendalaman materi, yakni mengenal beragam motif kain batik besurek beserta maknanya. Selain itu, kami juga diajarkan bagaimana menggunakan lilin (malam) yang baik saat membatik, kemudian bagaimana cara memilih perpaduan warna yang baik dalam batik besurek, agar batik besurek yang diproduksi nanti menarik dan memiliki nilai estetika. Tidak hanya itu, kami juga diajarkan bagaimana cara membuat batik besurek dalam skala kecil (yakni membuat sapu tangan dan taplak meja kain batik besurek).
            Berikut merupakan beragam contoh motif dasar batik besurek beserta maknanya.
a.    Motif Kaligrafi.
Motif Kaligrafi Batik Besurek
Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html

Kaligrafi merupakan motif yang menjadi ciri khas dari kain Basurek. Oleh karena itu, motif ini akan selalu ada di setiap helai kain Basurek yang dibuat. Pemanfaatan kain ini biasa digunakan oleh pembantu Raja, penghulu, dan pengapit pengantin nikah. Digunakan sebagai ikat kepala, atau detar istlah yang lebih dikenal oleh masyarakat di Kota Bengkulu. Huruf kaligrafi yang digunakan merupakan kaligrafi Arab, dengan warna dasar kain  berwarna biru.
  
b.    Motif Pohon Hayat dan Kaligrafi
Motif Pohon Hayat Batik Besurek.
Sumber Foto http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html

Motif pohon hayat merupakan motif tradisional yang berasal dari Bengkulu. Motif ini dipadukan dengan motif kaligrafi Arab, dan memiliki fungsi sebagai hiasan yang disampirkan dalam bilik pengantin pada acara pernikahan. Warna dasar dari kain Basurek ini biasanya dibuat dengan menggunakan warna biru.

c.    Motif Kaligrafi dan Kembang Melati
Motif Kembang Melati.
Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html

Motif kembang melati merupakan salah satu bentuk motif tradisional yang dipakai di kota Bengkulu. Motif ini dipadukan dengan motif kaligrafi Arab, dan kegunaan kain ini biasanya dipakai pada saat acara adat, dan acara cukur bayi. Warna dasar yang digunakan adalah warna merah kecoklat-coklatan.

d. Motif Relung paku, Perpaduan Burung, dan Kaligrafi 
Motif Relung Paku
Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html

Motif relung paku dengan perpaduan burung merupakan bentuk perpaduan dua unsur yang berbeda. Kedua motif tersebut merupakan motif tradisional yang biasa digunakan di Bengkulu. Motif tersebut dipadukan dengan kaligrafi Arab, dan biasa dipakai sebagai sampiran pada acara cukur bayi. Warna dasar kain ini dibuat dengan menggunakan warna coklat dan krem.

e. Motif Bunga Cengkeh, Cempaka, dan Kaligrafi 
Motif Bunga Cengkeh dan Bunga Cempaka pada Batik Besurek
Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html

Motif bunga cengkeh dan bunga cempaka, merupakan bentuk perpaduan dua jenis motif dari unsur yang sama. Motif-motif tersebut merupakan motif tradisional yang biasa digunakan di Bengkulu. Kedua motif tersebut dipadukan dengan motif kaligrafi Arab, dan biasa digunakan pada acara adat, acara perkawinan, dan acara mengikir gigi. Warna dasar yang digunakan adalah merah kecoklat-coklatan.

 f. Motif Kaligrafi berbentuk Burung Kuau. 
Motif Kaligrafi dan Burung Kuau pada batik besurek.
Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html

Burung kuau yang terdapat pada kain Basurek jenis ini dibuat dengan huruf kaligrafi Arab yang disusun sedemikian rupa, sehingga menghasilkan bentuk mirip sebuah burung. Burung kuau merupakan burung yang banyak terdapat di daerah Sumatera. Kain jenis ini biasanya digunakan pada acara adat, dan dalam rangkaian acara pernikahan yang dipakai oleh pengantin putri untuk pergi berziarah kubur. Warna dasar yang digunakan pada kain ini adalah warna biru.

g. Motif Rembulan dan Kaligrafi. 
Motif Rembulan dan Kaligrafi dalam Batik Besurek
Sumber Foto : http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html

Motif rembulan merupakan salah satu motif tradisional yang menggambarkan alam semesta. Motif ini biasa digunakan sebagai penghiasn kain Basurek di Bengkulu. Motif tersebut dipadukan dengan kaligrafi Arab, dan memiliki fungsi dan kegunaan untuk calon pengantin putri dalam rangkaian perniakahan (acara siraman/mandi). Warna dasar kain ini biasanya menggunakan warna merah.

            Setelah mempelajari tentang beragam motif dasar batik besurek beserta makna dan fungsinya, kami pun melanjutkan proses pembelajaran dengan mempelajari tentang beragam lilin batik, serta mempelajari pemilihan warna-warna dalam batik besurek, kami pun diberikan pendalaman materi mengenai praktek membatik. Dari proses pembelajaran praktik membatik inilah, saya memahami bahwa membuat batik tulis besurek tidaklah semudah yang saya bayangkan sebelumnya, di mana proses yang ditempuh sangatlah panjang dan memakan waktu yang tidak sebentar. Mulai dari mendesain motif kain batik besurek sesuai dengan motif yang diinginkan, kemudian menuliskan motif yang telah sesuai tersebut pada kain mori (kain khusus untuk batik), setelah itu mulai melilin dengan menggunakan lilin malam yang dipanaskan dan dicairkan.
Canting dan lilin yang sudah siap digunakan untuk membatik
Sumber Foto : https://jualprodukberkualitas.com/proses-pembuatan-batik-tulis/

Dalam proses melilin ini dibutuhkan kehati-hatian dan ketelitian, karena jika tidak teliti, maka lilin akan meluber dari canting batik (alat untuk melilin), hal ini menyebabkan motif batik menjadi tidak beraturan (tidak sesuai  motif yang digambar). Selesai melilin, kemudian dilakukan proses mencelup.
            Dalam pembuatan batik tulis yang hanya memiliki satu dasar warna, maka cukup dilakukan proses mencelup. Bagian yang kain yang akan tertutupi lilin, maka akan berwarna putih, sementara dasar kain yang tidak tertutupi lilin, akan berwarna sesuai dengan warna yang telah dipilih. akan berwarna sesuai dengan warna cairan pewarna. Dalam teknik membatik seperti inilah dikenal dengan teknik mencelup. Setelah teknik mencelup berhasil dilakukan, maka teknik selanjutnya adalah ‘mlorot’, di mana caranya dimulai dengan memasak air hingga mendidih, kemudian kain yang sudah selesai melalui tahap pewarnaan akan direbus menggunakan air ini. Dengan begitu malam yang menutupi kain akan ikut mencair dan motif batik akan terlihat.
            Dari proses membatik yang saya pelajari di SMP, tentunya membawa kesan yang amat berkesan. Karena dengan mempelajari proses membatik tersebut, saya jadi mengerti, bahwa warisan budaya Bengkulu yang satu ini, memiliki filosofi yang mendalam. Berdasarkan sejarah, Batik Besurek telah ada sejak abad ke-16, saat penyebaran Islam mulai gencar di Kota Bengkulu.

Seragam Batik Besurek SMANDA penuh kenangan.
Jika tadi saya banyak berbicara tentang bagaimana awal pengenalan saya dengan batik Besurek, maka kali ini, saya akan berbagi cerita tentang seragam batik besurek saya saat SMA yang penuh dengn kenangan. Saya adalah alumni Smanda Bengkulu. Smanda merupakan singkatan yang digunakan orang-orang di Kota Bengkulu untuk menyebut SMA Negeri Dua Kota Bengkulu yang terletak di Jalan Mahoni. Saat saya mendaftar masuk ke sekolah ini, saya diberikan kewajiban untuk menggunakan seragam batik besurek, di mana seragam tersebut berwarna biru muda. Motif dan corak batik tersebut juga menarik dan sangat nyaman digunakan, karena berbahan kain yang dingin jika dikenakan.
Seragam Batik Besurek penuh kenangan. Foto diambil pada Desember 2017.
Sumber Foto : Dokumen Pribadi.

Ada cerita menarik, terkait dengan seragam batik ini, di mana Kakak-Kakak tingkat saya sebelumnya, memiliki motif batik besurek masing-masing tiap angkatan. Untuk kelas XI (warna motif batik saat itu adalah hijau toska), sementara untuk anak kelas XII (menggunakan warna motif batik hitam dan kuning). Saya pun sempat bertanya-tanya, mengapa motif seragam batik besurek di SMA ini berbeda-beda setiap angkatan? (Hingga saat ini saya pun tidak mendapatkan jawabannya). Namun, setelah saya naik ke kelas XI, maka motif kain batik SMANDA telah dipatenkan, yakni berwarna biru muda, sesuai dengan motif batik besurek yang saya gunakan. Nah, motif dan warna batik ini, hingga saat ini tetap digunakan tanpa terjadi penggantian kembali.
Jujur saja, dari empat jenis seragam sekolah (putih dan abu, baju batik besurek, baju muslim dan baju olahraga), saya paling nyaman menggunakan seragam batik besurek. Karena kain batik besurek ini sangat dingin dan halus ketika digunakan, berbeda dengan jenis kain di seragam lainnya. Selain itu, warna batik besurek yang cerah dan menarik, membuat saya tampil lebih anggun menarik.


Karena saya sangat menyukai dan merasa nyaman dengan seragam batik besurek tersebut, maka saya berniat untuk menyimpan seragam tersebut, walaupun saya telah lulus dari Smanda. Dan tentunya, hal itu benar-benar saya lakukan. Setelah hampir sembilan tahun saya lulus dari Smanda,baju tersebut masih tersimpan rapi di dalam lemari saya. Dan tentunya, warna dan kehalusan kainnya masih tetap terjaga seperti dahulu.
Saya dahulu pernah berniat, suatu waktu, setelah saya lulus nanti, saya berniat untuk menggunakan kembali pakaian seragam tersebut dan berfoto menggunakan seragam itu kembali di Smanda. Dan tentunya, hal ini benar-benar terwujud saat ini. Setelah hampir sembilan tahun, saya kembali mengenakan seragam tersebut dan ternyata masih bisa saya gunakan seperti dahulu. Tanpa berpikir panjang, saya pun pergi ke Smanda dan berfoto-foto di sana menggunakan seragam Batik Besurek.
Selfie di depan ruang kelas saat kelas XI IPS A SMA dahulu, sekarang telah menjadi Kelas IPA.
Foto diambil pada Desember 2017
Sumber Foto : Dokumen Pribadi.

Saya sengaja mengunjungi SMANDA saat sore hari, agar tidak lagi banyak murid yang dan guru yang berlalu lalang. Saat pertama kali menginjakkan kaki di Smanda, memoar masa-masa SMA kembali terkenang, walaupun sudah banyak perubahan-perubahan gedung dan fasilitas di sana.
Back To School
Foto diambil pada Desember 2017
Sumber Foto : Dokumen Pribadi


Berfoto di depan pintu masuk SMANDA Bengkulu dengan menggunakan Seragam Batik Besurek.
Kembali mengenang masa-masa SMA, 9 Tahun yang lalu.
Foto diambil pada Desember 2017
Sumber Foto : Dokumen Pribadi.




http://www.bloggerbengkulu.com
Saat ini, seragam tersebut sudah tidak saya gunakan lagi, tetapi seragam ini akan tetap saya simpan di dalam lemari. Hal ini akan saya jadikan barang kenangan untuk kemudian dijadikan bahan cerita bagi  anak cucu saya nantinya.

Sumber Referensi :

Anonim. Batik Besurek Bengkulu. http://blogkasihpunya.blogspot.co.id/2016/12/batik-besurek-bengkulu.html.  Diakses pada tanggal 24 Desember 2017.

Anonim, Jual Produk Batik Berkualitas. https://jualprodukberkualitas.com/proses-pembuatan-batik-tulis/. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017.

Haryono, Linda. Nilai dan Makna pada Kain Batik Besurek yang Mengandung Unsur Kaligrafi Arab di Bengkulu. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=103737&val=1378. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017.





            
8 komentar on "Kisah Memoar Bersama Batik Besurek"
  1. seragam besureknya awet yah...

    BalasHapus
  2. wow.. totalitas banget ya kak Ayu mempromosikan batik besurek, sampe bela-belain ke sekolah lagi untuk take a picture bersama seragam batik kebanggaan... hehehe
    salutlah sama kak Ayu...

    BalasHapus
  3. Hoho baru tau kalau sebelum warna biru itu, batiknya beda-beda warna

    BalasHapus
  4. Nostalgia ke masa lalu nih dek yue, kenangan yang membekas ya

    BalasHapus
  5. Jadi pengen ke SMA juga, sayang dulu belum kerudungan jadi ga bisa ke SMA dg pakaian pendek

    Hiks

    BalasHapus
  6. Wuaaa ide bagus tuh mbak, balik ke sekolah terus foto-foto pake seragam batik besureknya. Tapi sayangnya sekolah Anin jauh..

    BalasHapus
  7. Dulu kepengin masuk Smanda tapi nilai belum mencukupi untuk diterima di sana. Trus juga kejauhan.. huhu

    BalasHapus
  8. Wah satu almamater SMA kita. Jangan-jangan seumuran 😄😄😄 lengkap banget tulisannya jadi ingat pelajaran membatik di sekolah

    BalasHapus