Top Social

Pantai Mutiara Buton Tengah

Kamis, 02 September 2021

 

            Pantai, memiliki kenangan tersendiri dalam ingatan jika mengingatnya. Pantai, membawa aroma tersendiri bagiku yang memang hidup berpuluh tahun berdampingan dengannya. Pantai, membawa nuansa ketenangan jika aku memandangnya.


Pemandangan Di Pantai Mutiara Buton, Sulawesi Tenggara
Photo taken By Me


 Impian Akan Buton

            Saat aku masih kuliah dulu, aku memiliki seorang kolega sesama mahasiswa yang berasal dari daerah Buton, namanya kak Andi. Aku pun penasaran, seperti apa sih daerah Buton itu? Kok kayaknya jauh gitu ya dari Yogya? Pengen deh sesekali berkunjung juga ke tanah Sulawesi.

            Dulu saat masih kuliah di Yogya, saat liburan semesteran, kami semua masing-masing pulang ke rumah orang tua, aku ke Bengkulu, sementara kak Andi pulang ke Buton, begitu pun teman-temanku yang lainnya. Saat pulang ke rumah orang tua, aktivitasku tak banyak, hanya membantu pekerjaan rumah mamaku dan terkadang aku ke Pantai Panjang (salah satu pantai di Kota Bengkulu) untuk mengobati rasa kangen akan suasana pantai. Kemudian aktivitas liburanku ya kebanyakan di rumah,  begitu-begitu saja, bangun pagi, beres-beres, bantu masak lalu cuci piring. Repeat… repeat… , sampai nanti akhirnya harus kembali ke Yogya untuk kuliah lagi.

          Aktivitas liburan yang cukup monoton, membuatku mengisi liburan dengan seringkali main sosial media facebook melalui gawai. Melalui FB aku melihat-lihat suasana liburan teman-temanku yang lain di beberapa wilayah Indonesia. Ada yang pulang ke Riau, Lamongan, Kalimantan, Makassar, dan wilayah lainnya. Nah, salah satu yang menarik perhatianku adalah postingan kak Andi bersama teman-temannya yang sedang berlibur di Pantai Buton. Aku melihat postingan foto Pantai Buton yang sangat bersih pasirnya, bersih juga suasana pantainya, tak ada sampah terlihat. Belum lagi air lautnya amat jernih, semacam pantai di sebuah pulau, masih sangat asri dan nyaman. Aku melihat kak Andi bermain bersama teman-temannya di Pantai Buton dalam postingan fotonya di FB. Dalam hati aku bergumam, “Kapan ya kira-kira aku bisa ke Buton juga? Jadi penasaran pengen ke Buton juga. Tapi kan butuh biaya cukup banyak untuk tiba di sana, hmmmm,” aku hanya bisa bergumam. Mengingat saat itu statusku hanyalah mahasiswa yang masih mengandalkan uang orang tua. Tentu saja kuurungkan niatku untuk berwisata jauh-jauh, dikarenakan kemampuan finansialku sama sekali belum mandiri.

            Aku tak tahu pasti, pantai Buton yang dikunjungi kak Andi beserta teman-temanya itu di mana. Hanya saja ia hanya menuliskan pantai Buton di unggahannya. Buton ternyata amat luas. Aku pun tak ingin terlalu kepo dengan kak Andi, biar saja nanti aku cari tahu sendiri, yang jelas aku ingin sekali ke Buton, walau hanya dalam hati niat itu kuucapkan.

           Aku memang memiliki antusias yang tinggi akan keindahan-keindahan alam. Aku tentunya tidak hanya maniak pantai, tapi aku juga menyukai pegunungan dan udara sejuknya. Intinya, aku adalah orang yang suka berwisata. Tentunya tak hanya ke alam, berwisata budaya dan religi pun sangat aku sukai. Intinya aku memang orang yang tak betah berlama-lama di dalam rumah. Paling betah di rumah ya seminggu, itu pun aku sudah banyak uring-uringan dan harus keluar. Paling tidak untuk masa pandemi seperti ini, ya keliling-keliling komplek atau pergi ke pasar terdekat saja dulu, karena untuk berwisata, masih sangat banyak syarat yang harus dipenuhi.


Impian yang Terjawab

            Allah selalu mendengar doa hamba-hambaNya. Hal itulah yang kuyakini hingga saat ini. Terkadang, aku pun merasa kalau aku tak terlalu serius berdoa pada Allah akan suatu keinginan, tapi entah mengapa Allah wujudkan doa itu (sudah sepatutnya aku banyak bersyukur saat ini). Beberapa tahun yang lalu, aku pernah berkata dalam hati, “kapan ya kira-kira aku bisa ke Buton? Ingin sekali rasanya pergi main ke Pantai Buton seperti kak Andi.” Doa itu hanya seperti gumaman dalam hati, yang mungkin saja bagiku itu tak mungkin, karena memang kemampuan finansialku tak akan cukup untuk pergi ke Buton.

            Tapi siapa sangka? Apa yang tak mungkin bagiku, ternyata justru terjadi. Halinilah yang disebut jika Allah mau, maka apapun bisa terjadi. Apapun pinta kita, baik dalam hati ataupun terucap, insyaAllah semuanya akan Allah wujudkan, semuanya, tinggal menunggu waktu yang tepat. Qadarullah, setelah 1,5 tahun lulus dari pendidikan pasca, aku dilamar oleh orang Suawesi dan ternyata kampung halamannya bersebelahan dengan tanah Buton. Sungguh suatu hal yang di luar nalar (jika dipikirkan saat ini), kenapa bisa? Kok bisa-bisanya aku yang ingin ke Buton dahulu, malah berjodoh dengan orang yang kampng halamannya bersebelahan dengan Tanah Buton?.


Liburan Idul Fitri dan Rencana Tamasya ke Pantai Mutiara Buton

            Saat liburan idul fitri beberapa bulan lalu, kami berlibur ke Kendari dan Pulau Muna (kampung halaman suami). Aku sama sekali tak meminta tamasya yang jauh-jauh (karena masih masa pandemi), hanya saja pintaku saat itu sebelum ke Kendari dan Muna, “aku hanya ingin makan seafood saja nanti kalau sampai Kendari, terus ke Universitas HaluUleo (Kendari) dan berkeliling kota Kendari." Tapi suamiku malah menjawab, “nanti kita ke Pantai Mutiara Buton ya, saat tiba di Muna (pulau kampung halaman suami yang berjarak empat jam dari Kota Kendari),” katanya dengan santainya. “Ah yang benar?, wah… asyik dong,” jawabku saat itu.

            Saat beberapa hari kami tiba di Muna, setelah bersilaturahmi dengan sanak keluarga, suamiku benar-benar mengajakkami sekeluarga untuk bertamasya ke Pantai Mutiara, Buton Tengah. Tepat tanggal 30 Mei 2021, hari Minggu pagi, kami sekeluarga pergi bertamasya ke Pantai Mutiara, Buton Tengah. Walau kondisi kesehatanku sedang tak baik, tapi aku tetap ingin ikut (aku batuk kering sejak di Jakarta). Menurutku tak apalah aku ikut jalan-jalan, karena badanku sama sekali tak merasakan demam. Walau seringkali batuk saat perjalanan, tapi aku bisa menikmati suasana perjalanan menuju pantai Mutiara Buton.


Perjalanan Ke Pantai Mutiara Buton Tengah

            Kami menggunakan dua mobil sewaan untuk tiba ke sana. Memakan waktu 3 jam perjalanan darat, dari kecamatan Barangka (Pulau Muna, Sulawesi Tenggara). Perjalanan darat yang ditempuh cukup menantang, karena jalan aspal yang tidak begitu mulus, ditambah dominasi tanah kapur, yang membuat perjalanan terkadang menjadi berdebu.


Perjalanan Menuju Pantai Mutiara Buton Tengah dari Kecamatan Barangka (Kepulauan Muna)

            Suasana menjadi sangat indah, ketika hampir tiba di objek Wisata Pantai Mutiara Buton. Sebelah kiri, mata kita akan dimanjakan dengan suasana pantai yang amat indah di sepanjang perjalanan, pantainya amat biru dan jernih, sangat berdekatan dengan jalan raya dan pemukiman penduduk. Sementara sebelah kanan jalan, mata akan dimanjakan dengan perkebunan jambu mete yang amat subur, hijau dan rimbun.

            Aku sampai berceloteh pada suami, “Abi, sepertinya bagus juga kalau memiliki tanah di sini, bangun rumah di sini, nanti bangun pagi, view  kita laut Bi, udara masih sangat segar. Pemandangan pantainya pun indah, jadi serasa liburan setiap hari. Belum lagi ikan-ikan di sini amat segar. Pati enak kan Bi, punya rumah di sini.” Suami ku hanya berkata,”Ya, boleh juga.” Tapi aku yakin saja, toh kata-kata itu adalah doa, insyaAllah nanti akan diijabah, aamiin.

 

Pantai Mutiara Buton Tengah.

            Biaya masuk Pantai masih sangat terjangkau. 1 orang dikenai biaya sekitar Rp 10.000,- (aku lupa biaya pastinya, yang jelas tk lebih dari itu). Untuk 1 mobil seingatku waktu itu kami membayar Rp. 75.000,- . Kami memasuki kawan wisata tersebut yang tak begitu ramai, dikarenakan lebaran sudah berlangsung sejak beberapa minggu sebelumnya (kabarnya saat lebaran tiba, pantai ini banyak dikunjungi wisatawan). Hanya ada dua keluarga besar yang mengunjungi pantai tersebut saat itu. Saat pertama kali tiba, aku melihat pemandangan yang masyaAllah sungguh indah. Pantainya jernih, pasirnya putih. Wajar jika disebut Pantai Mutiara.

Gradasi warna Pemandangan Langit dan Laut yang sangat indah.


            Belum lagi gradasi langitnya yang amat pas, biru, biru tua dan amat jernih warnanya, berpadu dengan laut yang berwarna biru tosca dan biru tua, sungguh gradasi yang amat indah. Ombak pantai pun amat tenang, sehingga aman untuk dipakai mandi pantai.

Pantai yang Indah
Rindu ingin kembali berkunjung
Photo Taken by Me


            Karena membawa bekal dari rumah, sebelum bermain di pantai, kami langsung makan siang terlebih dahulu. Ada tempat penyewaan tikar di sana. Di bawah pohon yang rindang, kami pun makan siang bersama dimanjakan dengan pemandangan laut yang amat jernih. Usai makan, kami pun sholat zhuhur di mushola yang tersedia di dalam kawasan wisata Pantai Mutiara.

Fasilitas berupa Kamar Kecil, Mushola yang tersedia
Photo By Travelspromo.com


            Usai sholat, keluargaku bergegas untuk mandi pantai. Aku dan Ayya hanya memilih bermain pasir dan berfoto di pinggir pantai. Karena aku sama sekali tak membawa baju ganti. Saat itu, aku hanya memngingat gumamanku beberapa tahun yang lalu, ‘kapan ya aku ke Buton juga? Ke pantai Buton juga?’, dan hari itu benar-benar terwujud.


            Sangat recommended menurutku untuk mengunjungi Pantai Mutiara Buton ini. Bahkan jika memiliki banyak waktu kita bisa camping  di pantai ini, karena saat akan pulang ke rumah sekitar jam empat sore, aku melihat ada beberapa anak muda yang mendirikan tenda dan mempersiapkan peralatan camping

            Semoga aku nanti bisa mengunjungi keindahan alam Sulawesi yang lainnya, karena masih banyak pesona pantai di wilayah Sulawesi yang belum kukunjungi.

  

4 komentar on "Pantai Mutiara Buton Tengah"
  1. Bagus banget pantainya, semoga nanti ada kesempatan ke sana...

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah ya kak akhirnya dapat rezeki untuk benar-benar ke pantai buton. Pengalaman berharga banget bisa melihat keindahannya secara langsung.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah ya mbak. Doanya kesampaian. Moga doa-doa ku juha di ijabah oleh Allah. Salah satunya keliling Indonesia. Aamiin

    BalasHapus
  4. Memang mba, kadang sesuatu yg kita niatkan kuat, suatu saat dengan izin Allah bisa aja kejadian. Makanya aku selalu ulang2 dalam hati kalo ada keinginan mau kemana. Supaya jalannya dimudahkan.

    Akupun penasaran Ama Buton. Apalagi salah satu blogger yg aku kenal asalnya dari sana. Kalo udah denger kota2 yg Deket laut gini, aku tuh selalu bayangin seafoodnya segaaar :D

    BalasHapus